Granostic Dharma Husada Sukses Perkuat Layanan Home Care
08 Desember 2022
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Laboratorium Klinik Granostic Center meresmikan gedung baru di Jalan Dharma Husada Surabaya. Gedung ini merupakan peremajaan dari Granostic sebelumnya. Renovasi wajah baru gedung lama berlangsung selama enam bulan dan baru siap beroperasi pada hari ini, Jumat (11/11/2022).Peresmian dilakukan oleh Presiden Direktur Granostic Center Adj Prof Hananiel Prakasya Wijaya, Komisaris dr. Agus Chairul Anab, Sp.BS dan Direktur Arditya Wirawan ST, MBA. "Wajah baru ini menjadi momentum cara baru Granostic dalam melayani di era baru," terang Prof Hananiel.Ia mengatakan Granostic sendiri mulai beroperasi sebagai laboratorium klinik mikrobiologi yang kebanyakan melayani rekanan dokter dan rumah sakit di Surabaya sejak 2007. Namun saat ini lansekap pelayanan telah berubah."Terjadi pergeseran orientasi dari hospitals atau dokter sentrik menjadi pasien sentrik. Fokus yang dulu utamanya pada dokter dan rumah sakit sekarang fokus pada pasien," jelas Prof Hananiel. Pada tahun 2021 terjadi perubahan pemegang saham di PT Persada Medika Utama sebagai founding dari Granostic. Hal ini turut disertai dengan perubahan manajemen dan masuknya Kortex pada tahun yang sama.Kortex memotori perubahan pada sistem pelayanan kesehatan Indonesia bekerja sama dengan Persada Capital dan PT Sentra sehingga mengubah visi, strategi dan konsep layanan Granostic. Saat ini Granostic memiliki visi, cara dan strategi baru untuk memberikan layanan kepada masyarakat. Perubahan yang dilakukan adalah fokus pada pasien dengan fokus menjadi mitra pasien dalam kebutuhan laboratorium secara mudah. "Kita melayani pasien langsung bukan lewat rumah sakit ataupun dokter," ucapnya. Konsen connective care antara rumah dengan klinik ini disebut menjadi tren ke depan."Dan saat ini semua tidak berfokus lagi di rumah sakit. Tetapi bagaimana kita sebagai fasyankes datang ke rumah pasien. Saya kira ini menjadi tren dan bahwa setiap kita memiliki pola terapi berbeda sesuai dengan profil genetik yang ada," ungkapnya. Konsep home care tersebut sudah diluncurkan sejak awal dan saat ini sudah mendominasi pasar Granostic. "Jadi sebagian besar pasar dari Granostic adalah home care selain kita 24 jam," ucap Prof Hananiel. Perpaduan dari knowledge, skills dan peralatan terkini serta terintegrasi digital menjadi kunci bagi Granostic. "Kita gabungkan berbagai kelebihan itu," ujarnya. Sedangkan konsep gedung Granostic minimalis, modern dan fungsional dilengkapi alat-alat laboratorium terkini. Layanan ini untuk melengkapi medical check up pasien perorangan maupun perusahaan. Paradigma sehat juga menjadi kunci strategi. Saat ini Granostic Laboratorium menyiapkan layanan selama 24 jam sepanjang hari. "Kami siap untuk melayani pasien secara langsung dengan harga terjangkau," kata dia. Digitalisasi KesehatanSecara layanan, Granostic merambah sistem digital mulai dari information system, billing, Apps, website, e-payment, lab information system dan sebagainya. Semua terpandu berbasis Cloud yang menjadi album yang dapat diakses pasien sewaktu-waktu dan dapat digunakan. Aplikasi MyGranostic merupakan layanan aplikasi digital yang dapat digunakan untuk memesan pemeriksaan secara online, mengakses jadwal praktik dokter, konsultasi hasil pemeriksaan, serta akses antrian dari manapun dan kapanpun. Layanan ini sudah tersedia di playstore dan akan segera tersedia di Appstore. Prof Hananiel menerangkan awal transformasi digital tersebut mengacu pada beberapa perubahan kebutuhan layanan dan mengacu pada regulasi pemerintah dalam hal ini kementerian kesehatan. Berdasarkan data 2022, terdapat 3.000 rumah sakit, 7.500 klinik, 7.500 praktik bersama dan 1.400 laboratorium klinik yang tersebar di Indonesia. Semuanya mau tidak mau harus ikut di dalam perubahan jika ingin survive. Keadaan ini membawa seluruh provider harus berbenah menyesuaikan perubahan tuntutan zaman. "Salah satunya di Peraturan Menteri Kesehatan 24 mensyaratkan semuanya harus melaksanakan elektronik managering club di tahun depan. Kita bayangkan betapa banyak jumlahnya sampai sekitar 20 ribu institusi ini harus berbenah menuju digitalisasi kesehatan," ujarnya. Prof Hananiel mengatakan, angka inflasi kesehatan di Indonesia tiga kali lipat lebih tinggi daripada inflasi umum. Di mana inflasi umum sebesar 4 persen. Sedangkan inflasi kesehatan ada di angka 12 persen setiap tahunnya. "Ini menjadi concern utama bahwa jangan-jangan teknologinya ada tapi kita tidak mampu untuk berobat karena inflasi yang lebih tinggi ini. Dan itu sudah terjadi di beberapa negara maju," ungkap Prof Hananiel. Prof Hananiel berharap digitalisasi kesehatan tidak disalahartikan hanya dengan membeli komputer atau memiliki IoS untuk mendaftar secara mandiri. "Ini menjadi masalah besar yang harus kita pikirkan juga. Transformasi digitalisasi kesehatan saya kira ini juga menjadi buah bibir saat ini di mana hampir semua rumah sakit sedang bergeser melakukan digitalisasi," katanya. Lompatan Layanan Usai mengenalkan Apps digital, Granostic Center juga telah melakukan sejumlah lompatan dengan meluncurkan berbagai layanan dan pemeriksaan Adapun layanan dan pemeriksaan tersebut adalah Granomic. Merupakan layanan pemeriksaan genetik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bentuk pencegahan terhadap berbagai penyakit kronis. "Pemeriksaan Granomic ini telah berstandart internasional karena terafiliasi dengan official partner dari Granostic Center. Saat ini terdapat 7 jenis produk Granomic yang sudah launching," kata Manager Medis Granostic dr.Mayfanny Tanzilia SpPK.Tujuh jenis produk tersebut adalah Granomic Cancer, Granomic Stroke, Granomic Pharmacogenomic, Granomic Hiperlipidemia, Granomic Sudden Cardiac Arrest, Granomic Maternity Program Test dan Granomic Life Style Test. Tak hanya itu saja. Granostic Center juga memiliki Layanan Granostic Siaga. Layanan ini tersinkronisasi dengan aplikasi Whatsapp dan tersedia hotline bagi pasien yang memiliki kasus bersifat mendesakKemudian Pemeriksaan Berbasis Internasional. Pemeriksaan ini telah disertifikasi secara internasional, karena terafiliasi dengan partner dari Granostic Center. Sertifikasi ini mendukung Granostic untuk melakukan pemeriksaan diagnostik yang belum bisa dilakukan di Indonesia. Adapun partner-partner dari Granostic Center adalah GC Labs, yang merupakan laboratorium klinik terbesar di Korea Selatan, Mayo Clinic, yang merupakan penyedia layanan neurologis profesional di berbagai negara seperti Amerika Serikat dan Singapura.Lalu ada Nalagenetics, yaitu penyedia layanan genetik dari Singapura, GC Genome, yang merupakan laboratorium genetik nomor 1 di Korea Selatan dan Bangkok Genomic Innovation, yang merupakan penyedia layanan genetik terbesar di Thailand. Layanan dan pemeriksaan ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan laboratorium klinis serta dapat meningkatkan taraf kesehatan masyarakat secara optimal. Granostic Center juga terus berupaya untuk memperluas jangkauan pelayanan laboratorium agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi seluruh masyarakat Indonesia. Upaya ini diwujudkan melalui pembukaan cabang di beberapa kota di Indonesia serta membuka cabang di wilayah Surabaya Barat dalam waktu dekat.Dari sisi rujukan, Granostic juga memiliki partner laboratorium luar negeri baik dari Korea, Amerika, Eropa, Thailand yang siap menerima pemeriksaan-pemeriksaan spesial yang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit atau laboratorium di Indonesia secara cepat. "Saat ini kami sedang menjajaki kemungkinan untuk menghadirkan layanan spesial di Indonesia dengan melakukan kerja sama co-branding sehingga ke depan tidak perlu selalu mengirimkannya ke luar," ungkap Direktur Granostic Center Adj Prof Hananiel Prakasya Wijaya. (*) Penulis : Lely Yuana Informasi Original dapat diakses Di Sini