Apa Tanda-Tanda Komplikasi Kehamilan? Begini Penjelasannya
Selama masa kehamilan, ibu mengalami banyak perubahan pada kondisi tubuh dan mengeluhkan beberapa gejala yang mengganggu. Gejala-gejala ini umumnya akan membaik seiring dengan usia kehamilan ibu. Namun, terdapat tanda-tanda tertentu yang harus diwaspadai menjadi gejala komplikasi kehamilan. Apa saja?Center for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa komplikasi kehamilan ini merujuk pada kondisi mental dan fisik, yang dapat memengaruhi kesehatan ibu (baik selama kehamilan atau pasca melahirkan), janin, atau keduanya sekaligus.Lebih lanjut, National Health Institute of Child Health and Human Development menjelaskan bahwa komplikasi kehamilan ini dapat membuat kehamilan jadi berisiko tinggi. Sehingga tenaga medis atau dokter kandungan perlu melakukan pemantauan berkala untuk memastikan kondisi kesehatan ibu hamil dan janin dalam keadaan terkontrol.Tak hanya oleh tenaga medis, suami dan ibu hamil juga harus mengerti berbagai hal tentang komplikasi kehamilan untuk mencegah situasi gawat yang berpotensi terjadi. Menyadari betapa pentingnya informasi ini, Granostic merangkumkan segala hal yang perlu Anda ketahui tentang komplikasi kehamilan, termasuk tanda-tanda, jenis, dan cara pencegahannya berikut ini.Simak, yuk!Jenis-Jenis Komplikasi KehamilanSebelum membahas bagaimana tanda-tanda yang harus diwaspadai, Sobat Granostic juga perlu mengetahui apa saja kondisi-kondisi yang termasuk dalam komplikasi kehamilan berikut ini:1. PreeklamsiaPreeklamsia, yang juga disebut sebagai toksemia, merupakan kondisi kesehatan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi akibat kehamilan. Penyebab preeklamsia sendiri tidak diketahui dengan pasti, namun sangat umum terjadi pada kehamilan pertama.Melansir dari laman Stanford Medicine - Children's Health, preeklamsia memengaruhi sekitar 5% hingga 8% dari semua ibu hamil. Kondisi ini juga berisiko tinggi terjadi pada ibu yang mengandung banyak janin, ibu remaja, perempuan berusia 40 tahun, memiliki riwayat tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit ginjal sebelum hamil, dan banyak lainnya.Tanda-tanda preeklamsia:Tekanan Darah TinggiTanda paling umum dan khas dari preeklamsia adalah tekanan darah tinggi, yang dapat mencapai 140/90 mmHg atau lebih tinggi.Sakit kepala yang parahKenaikan tekanan darah tinggi ini juga dapat disertai dengan rasa sakit kepala yang parah.Gangguan penglihatan (penglihatan kabur atau sensitif terhadap cahaya)Rasa nyeri kepala yang parah saat preeklamsia juga dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan, seperti membuat penglihatan terasa kabur, lebih sensitif terhadap cahaya, hingga kehilangan penglihatan sesaat.Nyeri di bagian perut atasPreeklamsia juga dapat menimbulkan rasa nyeri di bagian perut atas, yang biasanya terasa di bawah rusuk di sebelah kanan. Gejala ini juga dapat disertai dengan rasa mual dan muntah-muntah.Pembengkakan pada tangan dan wajahPreeklamsia pun dapat menimbulkan tanda lain berupa kenaikan berat badan dan pembengkakan (edema) yang tiba-tiba. Pembengkakan ini terutama tampak pada wajah dan tangan ibu hamil.2. Diabetes GestasionalKomplikasi kehamilan lain yang dapat dialami ibu selama mengandung adalah diabetes gestasional. Kondisi ini terjadi ketika ibu yang tidak memiliki riwayat diabetes sebelumnya, jadi mengembangkan diabetes ketika hamil.Normalnya, tubuh akan mencerna bagian dari makanan Anda dan mengolahnya menjadi glukosa. Glukosa dalam tubuh dapat menjadi sumber energi.Nah, untuk mengeluarkan glukosa dari darah dan memasukkannya ke dalam sel-sel tubuh, pankreas memproduksi hormone insulin. Namun, pada diabetes gestasional, perubahan hormonal akibat kehamilan dapat menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau tidak dapat menggunakannya secara normal. Akibatnya, glukosa menumpuk dalam darah, yang menyebabkan diabetes.Tanda-tanda diabetes gestasional:Rasa haus yang berlebihanRasa haus terus menerus, atau secara berlebihan, dapat menjadi salah satu tanda diabetes gestasional. Gejala ini timbul karena tubuh berusaha mengeluarkan kelebihan gula darah melalui urin.Sebagai akibatnya, tubuh memerlukan cairan yang lebih banyak dan membuat ibu hamil merasa haus terus menerus.Sering buang air kecilRasa haus yang berlebihan saat karena diabetes gestasional ini dapat diakibatkan karena produksi urin tubuh yang menjadi lebih banyak ketika terjadi lonjakan kadar gula darah. Hal ini juga mengakibatkan ibu hamil lebih sering buang air kecil daripada biasanya.KelelahanKenaikan kadar gula darah yang tiba-tiba pada ibu hamil ini juga dapat menyebabkan sensasi kelalahan.Penglihatan kaburDiabetes gestasional juga dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan ibu hamil, misalnya membuat penglihatan jadi kabur dengan mengganggu fungsi lensa mata, merusak pembuluh darah di retina, atau menyebabkan pembengkakan.3. Plasenta PreviaMelansir dari Stanford Medicine, plasenta previa merujuk pada kondisi di mana plasenta menempel dekat atau menutupi serviks. Padahal normalnya, plasenta terletak di bagian atas rahim.Komplikasi kehamilan ini dapat menyebabkan masalah selama masa mengandung, proses persalinan, dan keamanan ibu serta bayi selama proses melahirkan.Tanda-tanda plasenta previa:Perdarahan vagina tanpa nyeri, terutama di trimester kedua atau ketigaGejala utama dari plasenta previa adalah perdarahan, yang biasanya tanpa disertai rasa sakit dan terjadi pada 20 minggu usia kehamilan.Namun melansir dari Mayo Clinic, pada sebagian wanita perdarahan ini tidak terjadi sampai persalinan. Serta seringnya tidak ada peristiwa yang jelas yang dapat menjelaskan kenapa perdarahan tersebut terjadi.Kontraksi rahimPendarahan ini juga dapat terjadi dengan kontraksi rahim sebelum persalinan, sehingga memicu rasa sakit.Nyeri punggungSelain perdarahan dan kontraksi rahim, plasenta previa juga dapat menyebabkan nyeri punggung bagian bawah. 4. Solusio PlasentaSelain plasenta previa, jenis komplikasi kehamilan lainnya adalah solusio plasenta. Dikenal juga placenta abruption, solusio plasenta merupakan komplikasi yang langka namun cukup serius selama kehamilan. Solusio plasenta ini terjadi ketika sebagian atau seluruh plasenta terpisah dari dinding rahim sebelum persalinan. Hal ini dapat mengurangi atau menghambat supply oksigen dan nutrisi pada bayi, serta memicu perdarahan berat pada sang ibu.Tanda-tanda solusio plasenta:Perdarahan vagina mendadakGejala paling umum dari solusio plasenta adalah perdarahan vagina mendadak, yang dapat terjadi dalam skala berat. Namun, melansir dari Mayo Clinic, perdarahan akibat solusio plasenta ini dapat terjadi secara bertahap karena perkembangan kondisi yang juga perlahan (abruption kronis). Hal ini dapat menghambat pertumbuhan bayi, serta ibu dapat mengalami kekurangan cairan ketuban dan memicu berbagai komplikasi lainnya.Nyeri perut atau punggung yang parahSelain perdarahan yang mendadak, solusio plasenta juga dapat menyebabkan nyeri perut atau punggung yang intens. Tanda-tanda ini juga dapat dirasakan secara mendadak.Kontraksi rahim yang terus-menerusTanda lain dari solusio plasenta adalah terjadinya kontraksi rahim secara terus menerus, sehingga memberikan rasa sakit dan tidak nyaman pada ibu hamil.5. Kehamilan EktopikKehamilan ektopik merujuk pada kondisi perkembangan janin di luar rahim. Hal ini juga dapat terjadi di tuba falopi, saluran serviks, panggul ataupun perut. Penyebab kehamilan ektopik ini biasanya adalah adanya jaringan parut di tuba falopi akibat infeksi atau penyakit. Risiko kehamilan ektopik dapat meningkat pada wanita yang telah menjalani prosedur sterilisasi tuba, terutama wanita yang berusia di bawah 30 tahun ketika menjalaninya.Tanda-tanda kehamilan ektopik:Nyeri tajam di satu sisi perutSalah satu tanda yang perlu diperhatikan kebanyakan dari kehamilan ektopik adalah rasa nyeri tajam di satu sisi perut. Hal ini terjadi karena sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim ibu.Perdarahan ringan atau beratTanda lain yang perlu diwaspadai pada kehamilan ektopik adalah terjadinya perdarahan ringan hingga berat. Pingsan atau pusingPingsan atau pusing bisa menjadi salah satu tanda bahasa kehamilan ektopik yang perlu Anda waspadai. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang dibuahi terus tumbuh di tuba falopi, yang menyebabkan tuba falopi pecah. Perdarahan hebat pun bisa terjadi, yang kemudian menimbulkan gejala mengancam jiwa seperti pusing ekstrem, pingsan, dan syok.Nyeri bahuJika terjadi kebocoran darah dari tuba falopi, ibu dapat merasakan nyeri bahu atau keinginan buang air besar yang mendesak.6. Infeksi KehamilanBanyak penyakit yang disebabkan infeksi bakteri atau virus dapat menyebabkan komplikasi kehamilan. Sebagai contoh infeksi saluran kemih (ISK), infeksi jamur, streptokokus grup B, an vaginosis bacterial. Infeksi Menular Seksual (IMS) juga dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, yang bahkan dapat ditularkan ke janin selama kehamilan.Tanda-tanda infeksi kehamilan:Demam tinggiDemam tinggi merupakan gejala yang sangat umum terjadi ketika tubuh sedang terinfeksi. Gejala ini menandakan bahwa sistem imun kita tengah sibuk melawan bakteri atau virus penyebab infeksi, sehingga menimbulkan inflamasi.Nyeri saat buang air kecilTanda lain ketika ibu hamil mengalami infeksi adalah nyeri saat buang air kecil, yang kerap menjadi gejala umum ISK.Keputihan berbau tidak sedapKeputihan wajar terjadi selama kehamilan, namun normalnya keputihan tidak berbau dan memiliki tekstur yang lengket namun tidak menggumpal. Nah, jika Anda mengalami infeksi jamur atau bakteri di vagina, maka akan menyebabkan keputihan berbau tidak sedap, berwarna, dan tekstur yang cenderung kental atau menggumpal.Nyeri perut bawahTanda lain dari infeksi kehamilan adalah timbulnya rasa nyeri pada perut bagian bawah.Siapa yang Berisiko Mengalami Komplikasi Kehamilan?Setiap ibu hamil memiliki risiko untuk mengalami komplikasi kehamilan. Bahkan jika sebelum hamil sang ibu dalam keadaan sehat.Namun, ibu hamil dengan beberapa kondisi medis tertentu dapat memiliki risiko lebih besar mengalami komplikasi kehamilan, seperti:Riwayat penyakit kronisIbu yang memiliki kondisi medis kronis memiliki risiko yang lebih besar mengalami komplikasi selama kehamilan. Namun kemungkinan ini dapat diminimalisir dengan rutin melakukan kontrol dan melakukan pengobatan sesuai dengan anjuran dokter.Usia ibu hamilUsia ibu saat mengandung si Kecil juga berperan dalam kemungkinan Anda mengalami komplikasi kehamilan. Misalnya hamil dalam usia yang terlalu muda (remaja) atau usia lanjut akan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi.Kehamilan kembarHamil dengan janin kembar, baik itu kembar dua atau tiga, dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Ini karena ibu harus berbagi zat gizi dan oksigen dengan lebih banyak janin yang dikandungnya.Obesitas atau berat badan kurangBerat badan yang berlebihan atau kurang juga dapat meningkatkan risiko Anda mengalami komplikasi kehamilan, sebab dapat memengaruhi kesehatan rahim dan plasenta Anda.Riwayat komplikasi kehamilan sebelumnyaJika di kehamilan yang pertama Anda mengalami komplikasi, maka hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi di masa kehamilan Anda selanjutnya.Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, atau obat-obatan terlarangMerokok, mengonsumsi alkohol berlebihan, dan memakai obat-obatan terlarang telah lama diketahui memiliki dampak yang besar pada kesehatan tubuh kita. Pada ibu hamil, hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi yang dapat membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu.Cara Pencegahan Komplikasi KehamilanUntuk mengurangi risiko komplikasi, ibu hamil perlu melakukan berbagai langkah pencegahan yang tepat. Mulai dari menjaga kesehatan tubuh, mengontrol pola makan, hingga rutin melakukan pemeriksaan kehamilan. Dengan perawatan yang optimal, kehamilan dapat berjalan dengan lancar, sehingga ibu dan bayi tetap sehat hingga proses persalinan. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah komplikasi kehamilan:1. Rutin Melakukan Pemeriksaan KehamilanPemeriksaan kehamilan secara rutin sangat penting untuk memastikan kondisi ibu dan janin tetap sehat. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mendeteksi adanya potensi komplikasi sejak dini dan memberikan penanganan yang tepat sebelum kondisi semakin memburuk. Pemeriksaan kehamilan juga membantu ibu mendapatkan informasi mengenai perkembangan janin, kebutuhan nutrisi, serta saran medis yang sesuai dengan kondisi kehamilan.Idealnya, ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan setidaknya satu kali setiap bulan selama trimester pertama dan kedua. Memasuki trimester ketiga, frekuensi pemeriksaan sebaiknya ditingkatkan menjadi dua minggu sekali atau bahkan setiap minggu menjelang persalinan. Pemeriksaan ini mencakup pemantauan tekanan darah, kadar gula darah, detak jantung janin, serta perkembangan fisik bayi dalam kandungan.2. Menjaga Pola Makan SehatNutrisi yang cukup dan seimbang sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan janin dan menjaga kesehatan ibu. Asupan makanan yang sehat dapat membantu mencegah berbagai komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional, preeklamsia, dan anemia. Oleh karena itu, ibu hamil harus memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi mengandung nutrisi yang cukup.Beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan ibu hamil meliputi asam folat untuk perkembangan otak janin, zat besi untuk mencegah anemia, kalsium untuk pembentukan tulang bayi, serta protein yang membantu pertumbuhan jaringan tubuh. Selain itu, ibu hamil juga disarankan untuk menghindari makanan tinggi gula, makanan olahan, serta minuman berkafein dan beralkohol yang dapat berdampak buruk pada janin.3. Mengontrol Berat BadanKenaikan berat badan selama kehamilan adalah hal yang wajar, namun jika tidak dikontrol dengan baik, hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti diabetes gestasional dan tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, menjaga berat badan ideal selama kehamilan sangat penting untuk kesehatan ibu dan janin.Untuk menjaga berat badan yang sehat, ibu hamil disarankan untuk tetap aktif bergerak dengan olahraga ringan serta mengatur pola makan dengan porsi yang seimbang. Konsumsi makanan tinggi serat, protein, dan rendah lemak dapat membantu mengontrol kenaikan berat badan tanpa mengurangi asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.4. Menghindari Rokok, Alkohol, dan Obat-obatan TerlarangPaparan zat berbahaya seperti rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi kehamilan, termasuk kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, serta gangguan perkembangan janin. Nikotin dalam rokok, misalnya, dapat menghambat aliran oksigen ke janin, sementara alkohol dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan organ bayi.Oleh karena itu, ibu hamil harus menghindari kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol sejak awal kehamilan. Jika ibu memiliki kebiasaan merokok sebelum hamil, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan bantuan dalam menghentikan kebiasaan tersebut.5. Olahraga Ringan Secara TeraturMelakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu ibu hamil menjaga kebugaran tubuh dan mengurangi risiko komplikasi seperti tekanan darah tinggi serta nyeri punggung. Olahraga juga membantu memperbaiki sirkulasi darah, meningkatkan stamina, dan mempersiapkan tubuh untuk proses persalinan.Beberapa jenis olahraga yang aman untuk ibu hamil antara lain berjalan kaki, senam hamil, yoga prenatal, dan berenang. Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan kebugaran fisik, tetapi juga membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional ibu selama kehamilan. Namun, sebelum memulai rutinitas olahraga, sebaiknya ibu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan jenis dan intensitas latihan yang sesuai dengan kondisinya.Kapan Harus Segera ke Dokter?Sobat Granostic perlu mewaspadai keluhan selama kehamilan dan segera mengunjungi dokter bila mendapati salah satu atau beberapa gejala berikut: Perdarahan vagina yang beratPerdarahan vagina yang berat dapat terjadi karena berbagai komplikasi kehamilan, yang biasanya menunjukkan tanda emergency sehingga harus diwaspadai. Nyeri perut yang hebat atau kontraksi terus-menerus sebelum waktunyaAnda juga perlu segera mengunjungi dokter bila mengeluhkan kontraksi terus menerus, padahal belum memasuki waktu persalinan. Gerakan janin berkurang atau tidak terasaSaat merasakan gerakan janin dalam rahim berkurang, Anda juga perlu mengunjungi dokter segera. Hal ini dapat mengindikasikan berbagai masalah atau komplikasi kehamilan, yang menunjukkan dampak fatal pada kondisi janin Anda.Tekanan darah tinggi disertai sakit kepala dan gangguan penglihatanSaat merasakan sakit kepala parah, gangguan penglihatan, dan lonjakan tekanan darah, Anda perlu segera mengunjungi dokter. Gejala ini dapat mengindikasikan preeklamsia, yang jika tidak ditangani dengan tepat bisa memberikan dampak yang fatal bagi ibu maupun janin.Demam tinggi yang tidak turun setelah pengobatanJika ibu hamil mengalami demam tinggi yang tak kunjung turun, apalagi setelah pengobatan, Anda harus segera membawanya ke dokter. Hindari untuk menambah dosis pereda nyeri atau demam sendiri, karena dapat berpengaruh pada kesehatan janin.Bersama tenaga medis yang ahli dan berpengalaman, pemeriksaan dapat dilakukan secara komprehensif. Kemudian ibu hamil dapat memeroleh pertolongan dan tindakan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.Nah, bagi Sobat Granostic yang memiliki keluhan mengenai komplikasi kehamilan, segera buat jadwal konsultasi bersama dengan dokter berpengalaman kami. Jika Anda kesulitan untuk bergerak atau keluar dari rumah, gunakan layanan home service untuk melakukan pemeriksaan medis di rumah saja bersama profesional.Yuk, Sobat, jaga kesehatan ibu dan janin dengan rutin cek kesehatan bersama Granostic Surabaya!Ditinjau Oleh:Dr. Aji WibowoSumber Referensi:Complications of Pregnancy. Stanford Medicine Childrenâs Health. Diakses 2025Many pregnancy-related complications going undetected and untreated â WHO. Diakses 2025What are some common complications of pregnancy?. National Child & Maternal Health Education Program. Diakses 2025Pregnancy Complications. Cleveland Clinic. Diakses 2025Pregnancy Complications. CDC. Diakses 2025Preeclampsia. Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER). Diakses 2025Gestational diabetes. NHS. Diakses 2025