Anak Pilek Tak Kunjung Sembuh? Begini Solusinya, Bund!
Pilek merupakan kondisi yang sangat umum terjadi, serta dapat menyerang siapa saja termasuk bayi dan anak-anak. Bahkan, pilek pada anak dapat bertahan lebih lama dan terasa tak kunjung sembuh. Lantas apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Serta bagaimana cara mengatasinya?
Pilek merupakan kondisi medis yang ditandai dengan hidung berair atau meler, tersumbat, yang dapat disertai juga dengan batuk-batuk dan bersin. Kondisi ini seringnya terjadi karena infeksi virus, namun ada juga yang timbul karena reaksi alergi atau kondisi medis lainnya.
Pilek yang terjadi pada anak-anak dan orang dewasa memiliki tingkat keparahan yang berbeda. Pada anak-anak, pilek dapat bertahan lebih lama dan bahkan terjadi berulang dalam satu tahun.
Jika demikian, sangat penting bagi Sobat untuk mengetahui bagaimana gejala pilek pada anak, penyebab pilek lebih lama sembuh, dan menerapkan cara-cara yang tepat untuk mengatasinya berikut ini.
Gejala Pilek pada Anak
Tingkat keparahan pilek pada anak dapat bervariasi, bergantung pada daya tahan tubuh anak dan bagaimana perawatan yang diberikan oleh orangtua selama si Kecil sakit. Namun, secara umum, berikut ini adalah beberapa gejala pilek yang bisa Anda temukan pada si Kecil.
1. Hidung berair atau tersumbat
Hidung tersumbat atau berair menjadi salah satu gejala utama saat anak-anak terserang pilek. Gejala ini timbul sebagai reaksi alami untuk mempertahankan lapisan hidung agar tetap lembap, sekaligus membantu menjebak serta mengeluarkan virus dan bakteri dari hidung.
2. Bersin-bersin
Bersin juga merupakan respon pertahanan alami, yang tujuannya untuk mengeluarkan iritan dari saluran nasal. Misalnya saat virus penyebab pilek menyerang, tubuh mengeluarkan mediator inflamasi seperti histamin, yang dapat menyebabkan pembuluh darah melebar dan kelenjar lendir mengeluarkan cairan. Hal inilah yang kemudian menyebabkan iritasi di hidung, yang mendorong anak bersin-bersin Ketika pilek.
3. Batuk ringan
Pilek juga sangat sering diiringi dengan batuk ringan, yang bisa tanpa atau disertai dengan dahak. Batuk juga merupakan respon alami tubuh untuk mengeluarkan iritan dari dalam tenggorokan.
4. Demam ringan (kadang tidak ada)
Meski tak selalu terjadi, pilek juga dapat disertai dengan demam ringan. Demam sendiri juga merupakan bagian dari respon tubuh, yang terjadi saat sistem imun anak melawan infeksi virus penyebab pilek.
5. Nafsu makan menurun
Saat si Kecil mengalami pilek, anak kurang selera untuk makan. Ada beberapa faktor yang memicu gejala ini terjadi, termasuk karena energi tubuh difokuskan untuk melawan infeksi virus, sehingga energi untuk makan jadi berkurang drastis.
Turunnya nafsu makan ini juga dapat berkaitan dengan kemampuan penciuman anak yang terganggu, karena hidung tersumbat. Di mana, saat anak-anak tidak bisa mencium aroma makanan yang mereka konsumsi, rasanya pun jadi kurang menarik.
6. Rewel atau sulit tidur
Pilek juga dapat membuat anak sulit tidur atau rewel. Hal ini terjadi karena saat hidung tersumbat, anak-anak akan kesulitan untuk bernapas. Apalagi kalau dibarengi dengan batuk-batuk, yang membuat mereka akan lebih sulit tidur di malam hari dengan nyenyak.
7. Tenggorokan gatal atau sakit
Saat pilek, anak-anak juga dapat mengalami tenggorokan gatal atau sakit. Gejala ini timbul karena adanya peradangan, yang biasanya diiringi dengan batuk-batuk dengan atau tanpa lendir.
8. Mata berair
Gejala ini dapat timbul karena beberapa faktor, termasuk adanya peradangan di rongga hidung saat pilek. Di mana, kondisi ini dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran air mata, sehingga air mata akan menumpuk dan menyebabkan mata berair.
Selain itu, pilek juga dapat menyebabkan sistem imun bekerja dan menimbulkan peradangan di berbagai tubuh anak, termasuk pada mata. Hal ini juga dapat menjadi penyebab kenapa mata anak tampak berair selama pilek.
Kenapa Anak Bisa Pilek Tak Kunjung Sembuh?
Sobat Granostic, gejala pilek pada anak dapat berbeda pada anak yang satu dan lainnya. Hal ini sangat terkait dengan penyebab utama pilek itu terjadi, kondisi sistem kekebalan tubuh anak, hingga bagaimana perawatan yang diberikan oleh orang tua.
Agar lebih jelas, mari simak berbagai alasan yang menyebabkan kenapa pilek anak terasa tak kunjung sembuh berikut ini:
1. Rhinitis Alergi
Rhinitis alergi muncul karena tubuh bereaksi terhadap alergen di udara, seperti serbuk sari, debu, atau bulu hewan. Saat alergen masuk lewat hidung atau mulut, tubuh melepas zat bernama histamin yang bikin muncul gejala seperti hidung tersumbat, tenggorokan gatal, dan mata merah.
Nah, kadang rinitis alergi ini suka bikin bingung karena gejalanya mirip flu biasa. Tapi sebenarnya beda, ya. Flu disebabkan oleh virus dan bisa menular, sementara rinitis alergi itu karena reaksi tubuh terhadap lingkungan.
Kalau Anda memperhatikan dan merasa gejalanya muncul pada anak setiap musim tertentu, atau setiap ketemu hewan peliharaan, besar kemungkinan itu alergi. Dan biasanya, flu akan sembuh dalam beberapa hari, sedangkan alergi bisa bertahan lebih lama, selama Anda masih terpapar alergen.
Pengobatan pilek atau flu biasa tidak akan membantu mengatasi pilek yang terjadi karena alergi. Karena itu, Anda dapat merasakan bahwa anak-anak sembuh lebih lama daripada biasanya.
2. Infeksi Berulang
Selain karena alergi, pilek bisa terasa lama dan tidak kunjung sembuh sebab anak-anak mengalami infeksi berulang. Artinya, pada infeksi virus penyebab pilek pertama, bisa saja anak Anda sudah sembuh, namun kembali terinfeksi setelah beberapa lama, yang menyebabkan gejala kembali timbul dan mungkin tampak lebih parah.
Ada banyak penyebab infeksi berulang terjadi, misalnya anak-anak kurang istirahat, terpapar iritan seperti asap rokok, kebiasaan tidak mencuci tangan, dan banyak lainnya.
3. Polusi atau Udara Kotor
Pilek juga dapat terjadi karena reaksi alergi atau iritasi yang ditimbulkan oleh dampak polusi udara. Partikel seperti debu, asap, dan zat kimia lain dalam polusi, dapat mengiritasi saluran pernapasan, juga melemahkan sistem kekebalan tubuh anak. Akhirnya, tak hanya menyebabkan reaksi alergi, tapi juga rentan membuat anak terpapar infeksi saluran pernapasan lain.
4. Sinusitis
Sobat Granostic, kalau si Kecil mengalami hidung mampet terus-terusan, nyeri di sekitar wajah, dan kepala rasanya berat, bisa jadi itu bukan sekadar pilek biasa, tapi sinusitis.
Sinusitis terjadi saat rongga udara di wajah yang seharusnya bersih malah dipenuhi cairan karena peradangan. Penyebabnya bisa macam-macam, mulai dari infeksi virus, bakteri, sampai alergi yang bikin jaringan di sekitar sinus membengkak.
Yang tricky, gejalanya mirip banget sama pilek, COVID-19, atau rinitis alergi, jadi memang gampang tertukar. Tapi ada bedanya, lho!
Kalau pilek biasanya hilang dalam beberapa hari, sinusitis bakteri justru bisa bertahan lebih dari 10 hari atau muncul kembali setelah gejala sempat membaik. Rasa nyeri di wajah, tekanan di area sinus, dan hidung mampet parah jadi ciri khasnya. Untuk mengatasinya, dokter biasanya meresepkan antibiotik dan dekongestan.
5. Pembesaran Amandel atau Adenoid
Sobat Granostic, pilek pada anak yang tak kunjung membaik juga bisa disebabkan oleh amandel atau adenoid yang membesar. Kondisi ini bisa bikin saluran hidung tersumbat, suara jadi sengau, dan anak lebih sering bernapas lewat mulut. Akibatnya, tenggorokan pun kering dan muncul bau mulut, semua ini makin mirip gejala pilek, padahal bukan.
Kalau Si Kecil mulai sering mendengkur, susah napas lewat hidung, atau suaranya terdengar "bindeng" terus, ada baiknya dicek lebih lanjut. Amandel dan adenoid yang membesar nggak cuma bikin nggak nyaman, tapi juga bisa ganggu kualitas tidur dan bikin anak rentan infeksi.
Lama Normal Anak Mengalami Pilek
Agar Sobat dapat memberikan perawatan yang tepat agar pilek anak cepat sembuh, Anda juga perlu mengetahui lama normal anak mengalami pilek berikut ini:
1. Membaik dalam 5–7 hari
Melansir dari Center for Disease Control and Prevention (CDC), pilek dapat membaik dalam 7 hingga 10 hari. Gejala seperti demam ringan, sakit kepala, lemas, tidak enak badan, dan mata berair juga akan berkurang pada periode ini.
2. Sembuh total dalam 10–14 hari
Namun untuk batuk dan hidung tersumbat biasanya bertahan lebih lama, yang membuat anak-anak biasanya dapat sembuh total dari pilek dalam rentang waktu 10 hingga 14 hari.
Tips Mengatasi Anak Pilek Tak Kunjung Sembuh di Rumah
Sobat Granostic, pilek umumnya tidak membutuhkan perawatan inap di rumah sakit. Anda bahkan dapat menerapkan beberapa tips untuk mengatasi pilek anak yang tak kunjung sembuh berikut ini:
1. Jaga Kebersihan Ruangan
Langkah pertama adalah memastikan rumah atau kamar tidur anak dalam kondisi bersih. Meskipun pilek terjadi karena infeksi virus, hidung yang teriritasi dan meradang juga bisa lebih sensitif. Hal ini dapat membuat anak mudah bersin dan jadi lebih meler, yang juga dapat membuat mereka makin tidak nyaman.
2. Gunakan Humidifier
Selanjutnya, Anda juga bisa menggunakan humidifier untuk membuat udara dalam ruangan jadi lebih lembap. Udara yang kering dapat mengiritasi hidung, sehingga membuat gejala pilek jadi lebih buruk.
3. Beri Makanan Bergizi
Agar anak-anak lebih cepat pulih dari pilek mereka, Anda dapat mengatur menu makan anak dengan menu-menu yang sehat dan bergizi seimbang. Dengan demikian, tubuh dapat memeroleh energi yang cukup untuk mendukung sistem imun dalam melawan penyakit dan memulihkan dirinya.
4. Cukup Istirahat
Memastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup juga menjadi langkah yang sangat mendasar untuk membantu mereka pulih lebih cepat dari pilek. Pastikan Anda mengatur ruang tidur anak jadi nyaman, dingin dan lembap, gelap, dan hening– untuk memastikan mereka dapat beristirahat dengan baik.
5. Gunakan Larutan Saline (NaCl)
Larutan ini dapat Anda gunakan untuk membersihkan hidung anak yang tersumbat karena pilek. Dengan demikian, anak-anak dapat bernapas dengan lebih lega dan beristirahat dengan nyaman di malam hari.
Namun, penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Sebab larutan saline yang terlalu kuat atau diberikan secara berlebihan justru dapat merusak jaringan hidung anak, loh.
6. Jauhkan dari Asap Rokok
Sobat, asap rokok tak hanya berbahaya pada orang yang menghisap rokok saja. Namun, juga dapat memberikan dampak sama buruknya bagi anak-anak yang tidak sengaja atau terpapar asap rokok milik orang dewasa di sekitarnya.
Asap rokok memiliki banyak senyawa kimia yang dapat mengiritasi saluran napas, sehingga membuat gejala pilek menjadi lebih buruk dan tak kunjung sembuh. Jadi, saat anak Anda mengalami pilek dan sebagai upaya pencegahan berbagai masalah kesehatan lain, Anda perlu menjauhkannya dari asap rokok tersebut.
Langkah Pencegahan Pilek Berkepanjangan pada Anak
Selain menerapkan beberapa tips mengatasinya di atas, Anda juga bisa mencoba langkah pencegahan pilek berkepanjangan pada anak berikut ini:
1. Cuci tangan sebelum makan dan setelah bermain
Mencuci tangan sebelum makan dan bermain dapat membantu anak terhindar dari infeksi virus atau bakteri penyebab penyakit, termasuk penyebab pilek. Karena itu, Anda dapat mengajarkan pada si Kecil tentang kebiasaan mencuci tangan tersebut dan memastikan mereka melakukannya di kesehariannya.
2. Jangan berbagi alat makan atau minum dengan orang lain
Anda juga bisa menghimbau pada anak-anak untuk tidak berbagi alat makan atau minum mereka dengan orang lain secara sembarangan.
3. Pastikan imunisasi lengkap (termasuk Influenza dan PCV)
Sebagai pencegahan, Anda juga dapat memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap termasuk vaksin influenza dan PCV. Imunisasi ini akan membantu anak terlindung dari infeksi virus penyebab penyakit tersebut.
4. Ajarkan anak menutup mulut saat batuk/bersin
Anda juga perlu mengajarkan pada anak untuk menutup mulut saat batuk atau bersin. Selain untuk melindungi diri mereka, langkah ini juga dapat mencegah penularan virus kepada orang lain.
5. Gunakan masker jika sedang flu agar tidak menular ke anak lain
Anda juga bisa memakaikan si Kecil masker untuk melindungi saluran pernapasan mereka dari berbagai zat iritan yang ada di udara, juga penularan penyakit di tempat umum. Selain itu, masker juga dapat membantu mengurangi penularan flu yang anak derita ke teman-teman atau orang lain di sekitarnya.
6. Hindari membawa anak ke tempat ramai saat musim flu
Selanjutnya, Anda juga perlu menghindari membawa anak ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung, khususnya di musim flu. Ini karena virus penyebab flu dapat menyebar lewat droplet di udara dan dengan mudah tertular pada anak-anak.
Kapan Harus Bawa Anak ke Dokter?
Meski flu atau pilek tidak selalu berkaitan dengan komplikasi yang serius, Anda juga harus mewaspadai beberapa gejala berikut dan membawa anak ke dokter segera.
1. Demam yang naik-turun
Pilek tidak selalu menimbulkan demam, karena itu jika anak-anak mengalami demam yang berkepanjangan atau naik-turun, Anda perlu lebih waspada. Sebaiknya segera periksakan si Kecil untuk mendeteksi kondisi utama yang mendasari demam naik turun pada anak tersebut.
2. Batuk semakin berat
Anda juga perlu memeriksakan si Kecil ke dokter segera bila batuk yang dialaminya semakin berat, hingga mengganggu istirahat malam anak atau mengeluarkan suara berat dari dadanya.
3. Anak tampak lemah
Jika anak tampak lemah dan sangat lesu, Anda juga perlu segera membawanya ke dokter. Jangan tunggu anak sampai kehilangan kesadaran, ya, Bun.
4. Tidak nafsu makan
Makan sangatlah penting untuk memastikan anak tumbuh dengan baik dan sehat. Apalagi saat sakit, anak-anak membutuhkan nutrisi yang cukup untuk melawan infeksi penyebab flu dan memulihkan dirinya dengan baik.
5. Sesak napas
Anda juga perlu membawa anak ke dokter segera bila mengalami sesak napas. Hal ini dapat menjadi indikasi komplikasi flu yang lebih serius, misalnya bronkitis atau pneumonia.
Perlukah Pemeriksaan Lanjutan seperti Foto Thorax?
Karena gejalanya yang cenderung ringan dan kadang bisa sembuh tanpa perawatan khusus, banyak orang dewasa yang masih menyepelekan pilek pada anak. Padahal, jika pilek ini terjadi berulang dan dalam waktu yang lama, hal ini dapat mengindikasikan berbagai masalah kesehatan lain.
Karena itu, sangat penting bagi Anda untuk membawa anak ke rumah sakit atau klinik kesehatan, untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Klinik Granostic Surabaya, dapat memenuhi kebutuhan pemeriksaan lanjutan tersebut, loh.
Berikut ini beberapa tes yang dapat Anda lakukan bersama Granostic:
1. Foto Thorax (Rontgen Dada)
Sobat Granostic, pernah dengar tentang rontgen toraks atau rontgen dada? Ini adalah salah satu pemeriksaan pencitraan sederhana tapi super penting, lho. Dengan menggunakan sinar-X, dokter bisa melihat kondisi paru-paru, jantung, hingga tulang di rongga dada.
Cocok banget buat mendeteksi berbagai masalah, seperti infeksi paru, pembesaran jantung, atau gangguan pernapasan pada anak.
Kalau si kecil sering batuk berkepanjangan, sesak napas, atau dicurigai punya masalah paru, rontgen dada bisa jadi langkah awal untuk mencari tahu penyebabnya. Pemeriksaan ini cepat, nggak sakit, dan hasilnya bisa bantu dokter menentukan penanganan yang paling pas.
Anda dapat melakukan pemeriksaan foto thorax ini di klinik Granostic. Setiap prosedurnya, akan didampingi dan diawasi langsung oleh tenaga medis ahli.
Berikut ini contoh hasil foto thorax pada anak, yang diambil dari Radiopaedia.org.
(https://radiopaedia.org/cases/normal-chest-child )
Dokter dapat memberikan analisis dan pembacaannya melalui foto tersebut, yang juga dijadikan pedoman untuk merancang dan meresepkan perawatan yang tepat sesuai kondisi si Kecil.
2. Tes Alergi atau IgE
Pemeriksaan ini sangat membantu untuk mendeteksi alergi pada anak, yang bekerja dengan mengukur respons tubuh terhadap alergen tertentu. Sedangkan tes IgE (immunoglobulin E) dilakukan untuk menyimak tingkat kadar IgE dalam darah, yang merupakan antibodi yang diproduksi secara alami dalam tubuh ketika terpapar allergen.
3. Tes Darah (CBC, CRP)
Sobat Granostic, tes darah CBC dan CRP dapat membantu mendeteksi adanya infeksi saluran pernapasan tertentu pada anak. Selain itu,pemeriksaan darah seperti CBC (Complete Blood Count) dan CRP (C-Reactive Protein) bisa bantu dokter memahami kondisi kesehatan si Kecil secara menyeluruh, lho!
Lewat CBC, kita bisa melihat jumlah dan jenis sel darah, mulai dari sel darah merah, putih, hingga trombosit. Sementara itu, CRP membantu mendeteksi adanya peradangan di tubuh anak, karena kadar protein ini akan meningkat saat tubuh sedang melawan infeksi atau peradangan. Jadi, dua tes ini penting banget untuk memantau kondisi tubuh anak, terutama saat ia terlihat kurang fit atau demam berkepanjangan.
Pemeriksaan dan Layanan Medis di Granostic Surabaya
Nah, Sobat Granostic itu adalah penjelasan lengkap tentang kenapa pilek pada anak terasa sulit sembuh. Apakah penjelasan di atas membantu Anda?
Yang pasti, saat anak-anak mengalami gejala pilek yang tak kunjung membaik ini, Anda perlu segera memeriksakannya ke dokter umum kami untuk mendapatkan diagnosa yang tepat. Dalam hal ini, Klinik Granostic dapat mendampingi Anda dengan baik.
Klinik Granostic memberikan layanan kesehatan terlengkap untuk kesehatan anak dan anggota keluarga Anda, termasuk tenaga medis yang ahli dan berpengalaman, teknologi kesehatan yang modern, hingga layanan vaksinasi flu lengkap.
Yuk, segera booking pemeriksaan untuk Anak Bunda dan Ayah, jaga kesehatan si Kecil dengan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di Granostic Surabaya!
Ditinjau Oleh:
Dr. Aji Wibowo
Sumber Referensi:
- KidsHealth (New Zealand). Colds in Children. Diakses 2025
- Cleveland Clinic. Common Cold. Diakses 2025
- Stanford Children’s Health. Common Cold in Children. Diakses 2025
- Jurkiewicz, P., & Kowalski, M. (2006). Diagnosis and management of allergic rhinitis in children with asthma. Advances in Pediatrics. Diakses 2025
- Cleveland Clinic. Allergic Rhinitis (Hay Fever). Reviewed by Dr. Ves Dimov, MD. Diakses 2025
- WebMD. Keep Getting Infections?. Reviewed by Dr. James Beckerman, MD, FACC. Diakses 2025
- Cleveland Clinic. Sinusitis. Diakses 2025
- Healthline. How Long Does a Cold Last?. Reviewed by Dr. Angelica Balingit, MD. Diakses 2025
- Radiopaedia. Normal Chest (Child) Imaging Case. Diakses 2025
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Rhinoviruses & Cold Season. Diakses 2025
- KidsHealth (New Zealand). Cough in Children. Reviewed by Dr. Alice Miller, FRNZCGP. Diakses 2025
- Cleveland Clinic News Service. The Do’s and Don’ts of Treating Colds at Home. Reviewed by Dr. Neha Vyas, MD. Diakses 2025
- MedCentral (Health Central). When to See a Doctor for a Cold or the Flu. Reviewed by Dr. Arefa Cassoobhoy, M.D., M.P.H. Diakses 2025
- Cleveland Clinic. Fighting Winter Colds, Fevers and the Flu with Dr. Donald Ford. Reviewed by Dr. Donald Ford, MD. Diakses 2025
- Cleveland Clinic. RSV: When It’s More Than Just a Cold with Dr. Frank Esper. Reviewed by Dr. Frank Esper, MD. Diakses 2025