Apa Itu Preeklamsia? Berikut Penjelasannya
Jadi satu kondisi yang kerap dialami oleh ibu hamil, preeklamsia dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Namun, tahukah Sobat apa itu preeklampsia?
Preeklampsia merupakan suatu bentuk hipertensi, atau tekanan darah tinggi, yang berpotensi mengancam jiwa dan terjadi selama masa kehamilan serta pasca-persalinan.
Preeklamsia dapat menyebabkan berbagai komplikasi dah harus ditangani secara serius. Bahkan, kondisi ini bisa berakibat jangka Panjang pada Kesehatan ibu setelah melahirkan, atau mengancam jiwa selama proses persalinan.
Mengingat dampaknya yang begitu besar, Granostic kali ini akan membagikan berbagai informasi penting terkait apa itu preeklampsia, termasuk cara mengatasi dan upaya pencegahannya.
Penasaran? Mari simak baik-baik ulasan di bawah ini, Sobat!
Ciri-Ciri dan Gejala Preeklamsia
Banyak penderita preeklamsia yang tidak menunjukkan tanda atau gejala spesifik, hingga mereka memeriksakan diri ke dokter. Namun secara umum, ada beberapa gejala yang bisa mengindikasikan seseorang mengalami preeklamsia, yakni:
1. Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi menjadi gejala utama dari preeklamsia. Karena pada dasarnya, preeklamsia merupakan kondisi peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba, yang umumnya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan.
Seorang ibu dapat diidentifikasi mengalami preeklamsia ketika memiliki tekanan darah s yang tinggi, yakni mencapai 140/90 mmHg atau lebih.
2. Proteinuria
Preeklamsia juga dapat ditandai dengan proteinuria, yakni situasi di mana terdapat protein dalam urin Anda secara berlebihan.
Pembengkakan (edema)
Seseorang dengan preeklamsia juga seringnya mengalami pembengkakan (edema) di bagian kaki, tangan, wajah atau bagian tubuh yang lain.
3. Sakit Kepala Parah
Preeklamsia juga ditandai dengan sakit kepala yang parah, berdenyut-denyut, atau sering digambarkan sebagai migrain yang tak kunjung hilang.
4. Gangguan Penglihatan
Selain sakit kepala yang mengganggu, preeklamsia juga dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan, termasuk kehilangan penglihatan sementara, sensitif terhadap cahaya, dan penglihatan yang tampak kabur.
5. Nyeri Perut Bagian Atas
Preeklamsia juga dapat memberikan rasa nyeri pada ibu, tepatnya pada bagian perut dan bahu. Nyeri pada bagian perut biasanya terjadi di bawah tulang rusuk di sisi kanan. Sehingga sering disalahartikan dengan nyeri ulu hati, masalah kandung empedu, gangguan pencernaan, atau nyeri karena tendangan bayi.
6. Mual dan Muntah
Mual dan muntah merupakan gejala yang sangat umum terjadi pada awal kehamilan, yang juga biasanya akan hilang setelah trimester pertama. Namun, jika mual dan muntah timbul tiba-tiba setelah pertengahan kehamilan, hal ini bisa dikaitkan dengan preeklamsia.
7. Penurunan Produksi Urin
Tanda preeklamsia selanjutnya adalah penurunan produksi urin, yang dapat disertai dengan rasa nyeri atau panas saat buang air kecil, serta warna urin yang tampak lebih gelap.
Penyebab Preeklamsia
Ada banyak faktor yang dapat memicu preeklamsia pada ibu hamil, dari faktor genetik, kehamilan pertama, hamil dengan lebih dari satu janin, riwayat tekanan darah, dan lainnya.
Supaya lebih jelas, Anda bisa simak ulasan berikut ini, Sobat.
1. Faktor Genetik
Preeklamsia dapat disebabkan oleh faktor genetik. Sebuah penelitian di akhir tahun 1800-an, menyebutkan bahwa perempuan yang lahir dari ibu eklamsia akan mengalami kondisi preeklamsia dalam kehamilan pertama mereka.
Hal ini selaras dengan pernyataan dalam National Library of Medicine yang menyebutkan bahwa preeklamsia memiliki sifat familial. Sehingga telah banyak dilakukan studi lanjutan yang membahas bagaimana hubungan antara gen ibu dan janin, kondisi lingkungan, serta epistasis dalam memengaruhi preeklamsia.
2. Kehamilan Pertama
Preeklamsia seringnya terjadi pada kehamilan pertama, yang bisa dideteksi di minggu ke-20 kehamilan. Meski begitu, preeklamsia tidak hanya terjadi di kehamilan pertama, namun kondisi ini dapat terjadi kembali pada kehamilan berikutnya.
3. Hamil dengan Lebih dari Satu Janin
Seseorang yang hamil dengan lebih dari satu janin juga dapat mengalami preeklamsia. Hal ini terjadi karena tubuh mengandung banyak plasenta, yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya malfungsi pada salah satu plasenta tersebut.
Selain itu, meningkatnya massa plasenta juga menyebabkan kadar Soluble Fms-like Tyrosine Kinase 1 (sFlt1) yang lebih tinggi dalam tubuh, sehingga bisa memicu risiko preeklamsia.
4. Riwayat Tekanan Darah Tinggi atau Penyakit Ginjal
Ibu hamil yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan penyakit ginjal juga sangat rentan mengalami preeklamsia. Ini karena, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dan gangguan pada ginjal dapat menyebabkan masalah pada plasenta ibu, yang dapat menghambat aliran darah dan oksigen ke janin.
5. Usia Ibu Hamil
Selain itu, perempuan yang berusia lebih dari 40 tahun juga memiliki risiko tinggi terkena preeklamsia. Hal ini terjadi karena tingkat kesuburan dan vitalitas tubuh ibu menurun seiring dengan pertambahan usianya.
6. Obesitas
Kelebihan berat badan juga dapat menjadi salah satu penyebab preeklamsia pada ibu hamil. Sebab, obesitas dapat memperparah peradangan kronis di plasenta, menyebabkan stress oksidatif, yang meningkatkan risiko preeklamsia.
Dampak Bahaya Preeklamsia
Preeklamsia tak hanya berdampak pada kesehatan ibu, namun juga bisa berakibat fatal pada janin. Berikut penjelasan lengkap soal dampak bahaya preeklamsia:
Pada Ibu
Eklampsia
Seorang ibu yang mengalami preeklamsia bisa juga mengalami eklampsia. Kedua kondisi ini saling berkaitan, dan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan ibu dan janin.
Eklampsia merupakan bentuk preeklamsia yang lebih parah, yang dapat terjadi ketika ibu hamil dengan preeklamsia mengembangkan gejala kejang atau koma.
Kerusakan organ
Kenaikan tekanan darah saat preeklamsia dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. Organ-organ yang terdampak oleh preeklamsia misalnya ginjal, hati, paru-paru, jantung, atau mata. Bahkan kondisi ini dapat menyebabkan stroke atau cedera otak.
Tingkat kerusakan organ akibat preeklamsia ini bergantung pada seberapa parah kondisi preeklamsia yang ibu alami.
Perdarahan berat
Preeklamsia dapat memberikan dampak besar pada ibu hamil, termasuk menyebabkan pendarahan akibat solusio plasenta maupun gangguan pembekuan darah.
Solusio plasenta merupakan kondisi Ketika plasenta terpisah dari dinding rahim ibu sebelum melahirkan. Kondisi ini dapat menimbulkan pendarahan hebat di vagina dan nyeri perut yang intens, yang bisa mengancam jiwa ibu dan bayi.
Sementara itu, bila preeklamsia tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan sistem pembekuan darah yang dapat memicu pendarahan.
Kematian
Preeklamsia juga dapat menyebabkan dampak yang sangat fatal pada ibu hamil, bahkan kematian. Menurut jurnal Kesehatan yang dipublikasikan oleh STIKES Alifah Padang, indeks preeklampsia di Indonesia sebanyak 128.273 per tahun, dan menjadi penyebab kematian ibu tertinggi kedua.
Pada Janin
Restriksi Pertumbuhan Intrauterin (IUGR)
Tak hanya pada kesehatan ibu, preeklamsia juga dapat memengaruhi pertumbuhan janin. Sebab. Preeklamsia dapat memengaruhi arteri yang membawa darah ke plasenta.
Jika plasenta tidak mendapatkan cukup darah, bayi mungkin menerima darah dan oksigen yang tidak memadai, serta nutrisi yang lebih sedikit.
Hal ini dapat menghambat pertumbuhan janin, yang dikenal dengan restriksi pertumbuhan intrauterin (IUGR).
Kelahiran Prematur
Preeklamsia juga dapat menyebabkan kelahiran prematur, atau persalinan sebelum 37 minggu.
Kematian Janin dalam Kandungan
Kerusakan plasenta dan sindrom hemolisis enzim hati tinggi dan jumlah trombosit rendah (HELLP), yang dipicu oleh preeklamsia juga dapat menyebabkan kematian pada bayi dan ibu. Karena dapat menimbulkan pendarahan yang hebat dan memengaruhi beberapa sistem organ ibu.
Baca Juga: Mitos vs Fakta Kesehatan Ibu Hamil
Cara Mengatasi Preeklamsia
Meski dapat bersifat fatal, preeklamsia bukannya tidak dapat diatasi sama sekali. Lewat deteksi dini dan pengobatan yang tepat, dampak buruk preeklamsia dapat dicegah. Berikut ini beberapa cara mengatasi preeklamsia:
1. Pemantauan Ketat
Penanganan paling utama dari preeklamsia adalah kontrol ketat atau mengelola kondisi tersebut, hingga tiba waktu terbaik untuk melahirkan bayi. Jika preeklamsia yang Anda alami tidak parah, dokter akan merekomendasikan dan menjadwalkan pemeriksaan kesehatan secara teratur. Tujuannya untuk memantau tekanan darah, perubahan gejala, serta menyimak Kesehatan bayi Anda. Bahkan, Anda dapat diminta untuk melakukan tes tekanan darah setiap hari di rumah.
Obat-obatan:
- Obat antihipertensi
Jika preeklamsia yang dialami cukup parah, dokter akan meresepkan obat antihipertensi untuk mengurangi tekanan darah ibu.
- Kortikosteroid
Dokter juga dapat meresepkan kortikosteroid untuk meningkatkan perkembangan paru-paru bayi Anda sebelum melahirkan.
- Rawat inap
Saat Anda dan janin dalam kondisi kritis, dokter akan merekomendasikan rawat inap untuk memudahkan pemantauan tekanan darah dan deteksi dini komplikasi. Dokter juga akan sering memantau pertumbuhan dan Kesehatan bayi Anda.
- Persalinan
Persalinan bisa menjadi salah satu cara untuk menyelamatkan ibu dan janin dari preeklamsia. Apalagi jika preeklamsia Anda tergolong parah, dokter dapat menyarankan persalinan prematur, yang juga disesuaikan dengan keparahan komplikasi dan kesehatan atau kesiapan bayi.
Langkah Pencegahan Preeklamsia
Sobat Granostic, preeklamsia bukannya tidak bisa Anda hindari. Melainkan, Anda dapat menerapkan beberapa Langkah berikut untuk mencegah preeklamsia terjadi selama kehamilan.
1. Rutin Periksa Kehamilan
Preeklamsia dapat dicegah dengan rutin memeriksakan kehamilan Anda pada dokter. Langkah ini dapat membantu Anda mengenali kondisi diri semasa kehamilan, yang sangat mudah berubah-ubah akibat hormon kehamilan.
Saat melakukan pemeriksaan ke dokter, Anda akan mendapatkan tes kesehatan lengkap. Termasuk melakukan tes tekanan darah, tes gula darah, tes kesehatan janin, dan banyak lainnya.
Selain sebagai upaya pencegahan, dengan rutin memeriksakan kehamilan, Anda juga dapat mendeteksi dini adanya kondisi atau masalah kesehatan tertentu. Sehingga, dokter dapat memberikan perawatan dan rekomendasi pengobatan yang cepat.
2. Kontrol Berat Badan
Obesitas juga menjadi salah satu faktor risiko ibu hamil terkena preeklamsia. Karena itu, sangat penting bagi Anda untuk menjaga kenaikan berat badan dengan baik selama masa kehamilan. Misalnya menerapkan pola makan sehat, aktif bergerak, dan menghindari kebiasaan buruk yang menyebabkan kenaikan berat badan.
3. Pola Makan Sehat
Pola makan yang sehat juga sangat berdampak pada kesehatan ibu dan janin, loh. Hal ini juga bisa membantu Anda untuk mencegah terjadinya preeklamsia.
Konsumsilah makanan dengan gizi seimbang dan makan tepat waktu, serta hindarilah makanan yang terlalu manis, mengandung garam tinggi, juga terlalu berminyak dan mengandung lemak jahat.
4. Aktivitas Fisik Ringan
Saat hamil tubuh akan terasa lebih berat dan kurang nyaman digerakkan, namun ini tidak menjadikan alasan bagi Anda untuk absen olahraga terlalu lama. Dengan bergerak secara teratur, dengan olahraga ringan, Anda bisa menjaga kesehatan tubuh dengan baik serta mengurangi risiko terkena preeklamsia.
5. Hindari Faktor Risiko
Untuk mencegah preeklamsia, Anda juga perlu menghindari faktor risikonya seperti:
- Obesitas
- Riwayat preeklamsia sebelumnya
- Kehamilan pertama atau kehamilan dengan pasangan yang baru
- Memiliki Riwayat tekanan darah tinggi, masalah ginjal, diabetes, hingga lupus
- Mengalami gangguan autoimun
- Kehamilan dari hasil inseminasi buatan atau bayi tabung
- dan gangguan pembuluh darah.
Konsumsi Suplemen yang Direkomendasikan
Salah satu cara untuk mencegah preeklamsia pada ibu hamil adalah merekomendasikan konsumsi suplemen oleh dokter secara teratur.
Pemeriksaan Kehamilan di Granostic Surabaya
Mengingat dampak preeklamsia yang begitu besar pada kesehatan ibu dan janin, melakukan pemeriksaan rutin selama masa kehamilan sangatlah penting. Anda dapat melakukan pemeriksaan kehamilan ini di klinik Granostic, Surabaya.
Klinik Granostic Surabaya menyediakan layanan pemeriksaan kehamilan yang lengkap dan komprehensif, dengan melalui prosedur:
Pemeriksaan Tekanan Darah dan Urin Rutin
Selama pemeriksaan kehamilan, dokter akan melakukan pemeriksaan tekanan darah dan urin ibu secara rutin. Kedua langkah ini efektif untuk mendeteksi dini preeklamsia pada ibu hamil, yang dapat dilihat dari angka tekanan darah serta tingginya kadar protein dalam urin.
Tes Fungsi Ginjal dan Hati
Untuk mendeteksi preeklamsia dan tingkat keparahannya pada ibu hamil, dokter juga akan merekomendasikan tes fungsi ginjal dan hati. Ini karena preeklamsia yang parah dapat menimbulkan komplikasi dan berdampak pada organ-organ tubuh, termasuk ginjal dan hati.
USG Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan di klinik Granostic juga melalui prosedur USG, yang memungkinkan Anda dan dokter untuk menyimak bagaimana perkembangan serta kondisi janin dalam kandungan.
Konsultasi dengan Dokter
Anda juga dapat melakukan konsultasi dengan dokter selama pemeriksaan kehamilan di klinik Granostic. Bersama dokter kami yang berpengalaman, Anda dapat mengonsultasikan gejala dan kondisi kehamilan Anda secara terperinci.
Selain itu, dokter juga dapat memberikan edukasi lengkap seputar perawatan kehamilan dan berbagai informasi terkait preeklamsia.
Termasuk bagaimana upaya pencegahan, gejala, penanganan dan pengobatan, hingga tindakan yang perlu diambil pada kemungkinan terburuk.
Nah, Sobat Granostic itu adalah penjelasan lengkap mengenai preeklamsia pada ibu hamil, yang dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan baik.
Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan ibu dan janin dengan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di Granostic Medical Center, Surabaya.
Anda bisa langsung menjadwalkan konsultasi dan pemeriksaan kehamilan bersama dokter kami dengan mendaftar lewat Registrasi Online atau mengunjungi klinik kami di Surabaya.
Yuk, Ayah dan Bunda, cegah dampak buruk preeklamsia dengan rutin cek kehamilan di Granostic Surabaya!
Ditinjau Oleh:
Dr. Aji Wibowo
Sumber Referensi:
- Preeclampsia. Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER). Diakses 2025
- Pre-eclampsia. NHS. Diakses 2025
- Preeclampsia. Cleveland Clinic. Diakses 2025
- Preeclampsia: 3 Things Women Should Know. Yale Medicine. Diakses 2025
- Preeclampsia and eclampsia. Harvard Health Publishing. Diakses 2025
- The genetics of pre-eclampsia and other hypertensive disorders of pregnancy. National Library of Medicine. Diakses 2025
- Who is at risk of preeclampsia?. National Child & Maternal Health Education Program. Diakses 2025