Jl. Dharmahusada No.146, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285

Kenapa Penting Tes HIV Sejak Awal?

 Kenapa Penting Tes HIV Sejak Awal?

Sobat Granostic, tahukah Anda bahwa kasus HIV di Indonesia masih terbilang tinggi? Meski begitu, kesadaran dan kemauan masyarakat untuk melakukan tes HIV secara rutin masih cukup rendah. Lantas kenapa penting bagi seseorang untuk melakukan tes HIV sejak awal?

Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan jenis virus yang dapat menyerang sistem imun tubuh, tepatnya sel darah putih (CD4) atau limfosit. Jika pasien HIV tidak mendapatkan pengobatan, maka kondisi ini dapat menjadi laten hingga berkembang menjadi Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).

Melansir dari World Health Organization (WHO), penyebaran HIV bisa dari cairan tubuh pengidap seperti darah, air susu ibu, cairan vagina, hingga sperma, yang masuk ke dalam tubuh orang yang sehat.

Karena pada tahap awal infeksi HIV umumnya hanya menunjukkan gejala awal yang ringan seperti flu, atau bahkan tidak bergejala sama sekali, seseorang bisa tidak mengetahui bahwa dirinya terinfeksi.

Center for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan satu-satunya cara untuk mendeteksi dini HIV adalah dengan tes. Apalagi bagi seseorang yang memiliki faktor risiko lebih besar untuk terinfeksi.

Lantas apa saja manfaat tes HIV, jenis-jenis tes yang dilakukan, hingga alat yang digunakan? Klinik Granostic akan menjelaskan secara detail lewat ulasan berikut ini. Simak, ya!

1. Pentingnya Tes HIV

Melakukan tes HIV secara rutin sangatlah penting, karena dapat memberikan beberapa manfaat berikut ini:
Mengetahui status HIV sejak dini.

Tahukah Sobat, menurut rilisan Kementerian Kesehatan pada tahun 2022, sebanyak 543 ribu orang terinfeksi HIV di Indonesia. Sayangnya, sebagian besar pasien dari jumlah kasus tersebut tidak mengetahui bahwa diri mereka mengidap HIV, yakni hanya sekitar 28%-nya yang tahu.

Hal ini dapat terjadi karena gejala awal infeksi HIV umumnya bersifat ringan dan tampak seperti flu biasa, bahkan beberapa orang tidak menunjukkan gejala sama sekali. Gejala ini bisa hilang dalam waktu dua hingga empat minggu, kemudian berkembang menjadi HIV laten dan stadium akhir (AIDS), jika tidak dirawat dengan tepat.

Nah, satu-satunya cara untuk mengetahui status HIV seseorang adalah dengan rutin melakukan tes HIV, lewat pengambilan sampel darah.

Mengetahui status HIV Anda, tidak hanya membantu menjaga kesehatan pribadi namun juga mencegah penularan virus pada orang-orang terdekat atau pasangan seksual Anda.

Sebab jika tidak segera mendapat pengobatan yang tepat, virus dapat ditularkan meskipun masih pada awal infeksi, masa laten, atau saat memasuki stadium akhir.

Namun, ketika pengidap HIV melakukan pengobatan, kadar HIV dapat ditekan hingga tidak terdeteksi pada hasil tes. Dalam kondisi ini, dikatakan bahwa virus tidak akan dapat ditularkan ke orang lain.

Pentingnya melakukan tes HIV selanjutnya juga membuat seseorang bisa memulai pengobatan lebih awal jika terinfeksi. Pengobatan ini dapat membantu mengurangi kadar HIV dalam tubuh semaksimal mungkin, sehingga Anda tidak akan menularkan HIV pada orang lain, dapat menjalani hidup dengan normal, serta mengurangi risiko perkembangan menjadi AIDS.

Dengan mendeteksi dini status HIV, seseorang dapat mendapatkan pengobatan yang membantu menghambat perkembangan infeksi menjadi AIDS.

Melansir dari WebMD.com, HIV dapat berkembang menjadi AIDS dalam kurun waktu 10 hingga 15 tahun, bila tidak mendapatkan pengobatan antiretroviral.

Tes HIV Umumnya Dianjurkan Untuk?

Menurut CDC setiap orang dari usia 13 hingga 64 tahun, setidaknya harus melakukan tes HIV sekali sebagai bagian dari cek kesehatan rutin mereka.
Seseorang dengan faktor risiko tertentu juga harus melakukan tes lebih sering, seperti:

1. Orang yang berisiko tinggi terinfeksi HIV

Individu yang termasuk dalam orang dengan faktor risiko besar terkena infeksi HIV pun harus rutin melakukan pemeriksaan, Sobat. Adapun beberapa kategori orang yang berisiko tinggi terinfeksi HIV misalnya:

pengguna narkoba, khususnya yang menggunakan jarum suntik (injeksi) yang menggunakan jarumnya secara bergiliran,
seseorang yang aktif secara seksual khususnya yang tidak aman, serta sering bergonta-ganti pasangan seksual mereka,
tenaga kesehatan yang sering terpapar atau merawat penderita HIV

2. Ibu hamil untuk mencegah penularan HIV ke bayi.

Ada banyak kasus penularan HIV dari ibu hamil dan menyusui pada bayi mereka. Karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk mencegah penularan HIV ke bayi dengan mendapatkan pengobatan yang tepat sedini mungkin.

3. Pasien dengan infeksi menular seksual (IMS) lainnya.

Pasien dengan riwayat infeksi menular seksual (IMS) lainnya juga perlu melakukan tes HIV lebih rutin. Ini karena, IMS dapat mengubah sel-sel yang melapisi alat kelamin, misalnya dengan menimbulkan luka atau bisul, yang dapat menjadi pintu masuk HIV ke dalam tubuh Anda.
Selain itu, berbagai penyakit menular seksual juga dapat meningkatan konsentrasi sel-sel dalam sekresi genital, sehingga dapat menjadi target HIV.

4. Individu yang ingin mengetahui status HIV mereka sebagai langkah pencegahan.

Seseorang dengan kesadaran personal untuk mengetahui status HIV sendiri, juga dapat melakukan tes. Langkah ini sangatlah baik untuk diterapkan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan melindungi diri Anda dari penularan HIV.
Anda juga bisa mengajak pasangan untuk melakukan tes HIV bersama, untuk saling mendukung kesehatan satu sama lain.


Baca Juga: Tips Hidup Sehat untuk ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)

2. Jenis-Jenis Tes Pemeriksaan HIV

Ada beberapa jenis tes pemeriksaan HIV yang dapat Anda pilih sesuai kebutuhan, seperti:

a. Tes Antibodi HIV

Jenis tes HIV ini menggunakan sampel darah atau air liur pasien untuk memeriksa kandungan antibodi HIV dalam tubuh. Tes antibodi termasuk metode yang paling umum dilakukan untuk mendeteksi HIV, serta memiliki biaya yang lebih murah dibanding jenis tes lainnya.
Ada dua metode tes antibodi yang bisa Anda akses, yakni:

Tes Rapid HIV

Melansir dari CDC tes antibodi rapid dilakukan dengan darah dari tusukan jari atau cairan oral. Hasil tes akan siap dalam waktu 30 menit atau kurang.
Tes ini dapat dilakukan secara mandiri di rumah, namun akurasinya lebih rendah dari jenis tes HIV lainnya.

Tes ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)

Jenis tes antibodi untuk mengecek status HIV bisa menggunakan teknik ELISA, yakni pengujian laboratorium untuk mendeteksi dan menghitung antibody, antigen, protein, dan hormon tertentu dalam sampel cairan tubuh.
Cairan yang diambil dapat berupa darah, plasma, kencing, air liur, dan carian serebrospinal.

Dalam tes HIV, pengujian dilakukan dengan mengambil sampel arah dan mendeteksi infeksi HIV dengan mencari antibodi yang diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap virus.

b. Tes Antigen/Antibodi

Melansir dari CDC, tes antigen/antibody (Ab-Ag test) dapat mencari antibodi dan antigen HIV. Tes ini direkomendasikan untuk pengujian yang dilakukan di laboratorium, serta sangat umum digunakan di Amerika.
Tes laboratorium ini melibatkan pengambilan darah di vena. Kemudian pengujian dilakukan untuk mendeteksi protein P24 dan antibodi HIV-1 atau HIV-2.
Pengujian ini juga dianggap lebih akurat, serta dapat digunakan untuk tes HIV/AIDS dini karena antigen biasanya muncul lebih cepat daripada antibodi, yakni sekitar 2 hingga 6 minggu setelah infeksi HIV.

Tes Kombinasi HIV (4th Generation)

Tes kombinasi HIV (4th Generation), juga disebut sebagai tes enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), merupakan tes yang lebih lengkap dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi HIV akut. Di mana pada periode ini, virus dapat berkembang biak dengan cepat dan lebih mungkin menularkan infeksi.
Tes generasi keempat mengidentifikasi antigen spesifik HIV P24 dan antibodi HIV dengan sampel darah. Sehingga dapat menghasilkan pengujian yang lebih akurat.

c. Tes PCR (Polymerase Chain Reaction)

Menurut Stanford University Health Care, tes polymerase chain reaction (PCR) merupakan tes yang digunakan mendeteksi genetic HIV, yang disebut RNA.
Tes PCR ini bekerja mendeteksi infeksi HIV dengan beberapa cara berikut ini:

Tes ini seringnya digunakan untuk menyaring suplai darah yang didonorkan, untuk mendeteksi adanya infeksi sangat dini sebelum antibodi terbentuk.
Pelaksanaan tes PCR HIV ini biasanya dapat Sobat lakukan dalam beberapa hari atau minggu setelah Anda merasa terpapar HIV. Meskipun tes ini paling akurat, tes PCR tidak bisa dilakukan sesering tes HIV lain karena mahal dan membutuhkan banyak waktu serta tenaga.

Tes PCR juga dapat memantau viral load atau kadar virus pada tubuh pasien HIV positif. Sehingga dapat membantu dalam proses pengontrolan dan pengobatan yang dilakukan oleh pasien.

d. Tes Home HIV

Home test HIV merupakan jenis pemeriksaan status HIV mandiri yang dapat Anda lakukan di rumah saja, Sobat. Jenis tes yang dapat digunakan adalah tes HIV rapid, yang hasilnya dapat muncul dalam 20 menit.
Melansir dari CDC, cara menggunakan tes HIV di rumah ini juga mudah, yakni:

  1. Pastikan untuk membaca instruksi yang berada dalam kit tes sebelum Anda memulai tes HIV mandiri ini di rumah.
    Untuk HIV tes mandiri, Anda dapat mengusap gusi untuk mengambil sampel cairan mulut, lalu menguji sampel tersebut.
  2. Hasil tes akan muncul dalam 20 menit.
  3. Jika Anda tidak mengikuti petunjuk dengan benar, maka tes tersebut tidak akan berhasil.
  4. Jika Anda merasa tidak yakin untuk melakukan tes mandiri, namun menginginkan cek HIV di rumah saja, Anda dapat menggunakan

Kami menawarkan berbagai layanan kesehatan di rumah pasien, baik pemeriksaan kesehatan umum, vaksinasi, perawatan luka, hingga tes home HIV.

3. Alat yang Digunakan dalam Tes HIV

Setelah menyimak apa saja jenis tes yang digunakan untuk mendeteksi status HIV pada tubuh, berikut ini alat-alat yang digunakan dalam berbagai prosedur pengujian, seperti:

a. Rapid Test Kit

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, tes rapid umumnya dapat digunakan untuk menguji status HIV secara mandiri di rumah. Secara umum tes rapid kit berisi paket:

b. Alat ELISA

Menurut Healthline.com, tes ini memerlukan sampel darah yang dikirimkan ke laboratorium untuk diuji. Ada banyak produk yang disetujui untuk digunakan dalam pengujian ELISA, misalnya:

Anda dapat memilih produk atau mengonsultasikan prosedur tes ELISA ini dengan dokter, sehingga Anda bisa mendapatkan wawasan lebih luas mengenai pengujian HIV yang akan dilakukan.

c. Alat PCR

Tes PCR merupakan tes laboratorium, untuk menentukan status HIV seseorang dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien. Kemudian sampel darah pasien akan dibawa ke laboratorium, untuk dilakukan berbagai pengujian yang dibutuhkan.

d. OraQuick HIV Test

Tes OraQuick HIV merupakan jenis tes HIV yang dapat dilakukan di rumah secara mandiri, tujuannya untuk memeriksa antibodi HIV-1 dan HIV-2 dalam cairan mulut. Tes ini diklaim akurat, serta telah dilakukan untuk mendeteksi virus pada lebih dari 99% orang yang terinfeksi.

Kit OraQuick ini terdiri dari stik tes untuk mengambil sampel, tabung reaksi untuk memasukkan stik tes, petunjuk pengujian, dan dua buklet informasi, kantong pembuangan, hingga nomor telepon untuk dukungan konsumen.

4. Interpretasi Hasil Tes HIV

Setelah melakukan tes, Anda juga harus bisa menginterpretasikan atau membaca hasil tes HIV yang dilakukan. Agar tidak bingung, Sobat bisa menyimak penjelasan berikut ini:

a. Negatif

Hasil negatif tidak selalu berarti Anda tidak mengidap HIV. Ini karena adanya periode jendela (window), yakni waktu antara paparan HIV dan saat tes dapat mendeteksi HIV dalam tubuh Anda.

Menurut CDC, jika seseorang menjalani tes HIV setelah kemungkinan terpapar dan hasilnya negatif, perlu dilakukan tes lagi setelah periode jendela untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Jika Anda melakukan pengecekan selama dalam periode jendela, serta tidak aktif secara seksual, kemudian hasilnya negatif maka Anda tidak mengidap HIV.

b. Positif

Jika Anda menggunakan jenis tes antibodi apa saja, lalu mendapatkan hasil positif. Maka Anda perlu melakukan tes lanjutan untuk mengonfirmasi hasil tes HIV yang Anda lakukan tersebut di klinik atau layanan kesehatan yang lebih besar.
Sobat dapat melakukan tes lanjutan ini di puskesmas, klinik kesehatan, atau rumah sakit terdekat dari rumah Anda. Bawa hasil tes sebelumnya, atau jadwalkan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengarahan. Jika tes lanjutan yang dilakukan juga positif, berarti Anda mengidap HIV.

c. Inkonklusif

Jika dinyatakan “inkonklusif” ini berarti hasil tes HIV belum dapat dipastikan secara akurat, sehingga Sobat perlu pengujian ulang. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti sampel yang kurang memadai, kesalahan pemeriksaan, hingga masa inkubasi yang tidak tepat.

5. Pentingnya Tes HIV di Granostic Surabaya

Menyimak betapa pentingnya untuk memastikan diri Anda dan keluarga terbebas dari HIV, klinik Granostic menyediakan layanan tes HIV yang akurat dan lengkap di Surabaya.
Selain itu, ada banyak keunggulan yang membuat tes HIV di klinik Granostic di Surabaya layak untuk Anda lakukan, seperti:

a. Tenaga Medis Profesional

Klinik Granostic memiliki tenaga medis profesional, yang akan membantu dan mendampingi Anda dengan baik dari proses pendaftaran, konsultasi, pemeriksaan kesehatan, hingga tes HIV dilakukan.
Tenaga medis kami juga telah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam bidang layanan kesehatan dan pengujian laboratorium. Sehingga, Anda bisa mendapatkan layanan tes HIV yang efisien, cepat, dan akurat.

b. Privasi dan Kerahasiaan Terjamin

Menyadari bahwa banyak masyarakat yang enggan melakukan tes HIV karena stigma sosial, klinik Granostic dapat menjamin privasi dan kerahasiaan data kesehatan pasien.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan tes dengan nyaman dengan pelayanan tenaga medis yang ramah dan profesional. Bahkan, Anda juga bisa memanfaatkan layanan pemeriksaan kesehatan home care untuk melakukan tes HIV di rumah Anda didampingi dengan tim medis Granostic.

c. Konsultasi dengan Dokter

Salah satu keunggulan layanan tes HIV di Granostic adalah Anda dapat mengakses layanan kesehatan terpadu. Sebelum dan sesudah melakukan tes, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter kami.
Anda bisa menanyakan apapun terkait dengan HIV/AIDS, termasuk faktor risiko, bagaimana cara pencegahan, prosedur tes yang harus dilakukan, serta mengonsultasikan hasil tes HIV.

d. Layanan Pendaftaran Mudah

Berkomitmen untuk memberikan layanan yang memudahkan bagi masyarakat, mendaftar tes HIV di klinik Granostic ini sangat mudah. Sobat Granostic juga dapat datang langsung ke klinik untuk melakukan pendaftaran secara offline.

Namun, Anda juga bisa melakukan pendaftaran online dengan menghubungi call center atau langsung klik tombol WhatsApp di bawah untuk terhubung dengan tim kami.
Mudah, bukan?

Yuk, lindungi keluarga dan diri Anda dari infeksi HIV dengan tes HIV di klinik Granostic di Surabaya!

Ditinjau Oleh:
Dr. Aji Wibowo

Sumber Referensi:

  1. HIV Testing. NIH’s Office of AIDS Research. Diakses 2025
  2. About HIV. CDC. Diakses 2025
  3. HIV and AIDS. WHO. Diakses 2025
  4. Menjalani Hari-hari Bermakna sebagai Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). UNICEF. Diakses 2025
  5. HIV vs. AIDS. WebMD. Medically Reviewed by Shruthi N, MD. Diakses 2025
  6. HIV Testing. Cleveland Clinic. Diakses 2025
  7. Explaining HIV and AIDS (Stage 3 HIV). Medical News Today. Medically reviewed by Michaela Murphy, PA-C. Diakses 2025
  8. Polymerase Chain Reaction (PCR) for HIV. Stanford Health Care. Diakses 2025
  9. Is a 4th Generation HIV Test Better?. Healthline. Medically reviewed by Joseph Vinetz, MD. Diakses 2025
  10. Information regarding the OraQuick In-Home HIV Test. FDA. Diakses 2025
  11. Understanding Your HIV Test Results. U.S. Department of Health & Human Services and supported by the Minority HIV/AIDS Fund. Diakses 2025





Home Service
Loading
Toast Message