Pemeriksaan Osteoporosis Terdekat di Surabaya
Dikenal juga sebagai silent disease, osteoporosis pada awalnya tidak menunjukkan gejala yang jelas selama bertahun-tahun, hingga penderitanya mengalami patah tulang. Karena itu, dengan pemeriksaan osteoporosis yang lengkap dan tepat, gejala osteoporosis dapat dideteksi dan diobati sejak dini.
Osteoporosis merupakan jenis gangguan Kesehatan tulang yang kerap terjadi pada orang lanjut usia, khususnya pada perempuan.
Kondisi medis ini biasanya tidak menunjukkan gejala awal yang jelas hingga selama bertahun-tahun, sampai terjadi penurunan massa tulang yang signifikan dan membuat tulang mudah patah.
Meski begitu, osteoporosis bukannya sama sekali tidak dapat dicegah. Dengan menerapkan gaya hidup yang sehat, serta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan tulang dan osteoporosis, Anda dapat mencegah kondisi ini muncul atau semakin parah.
Lantas dimana tempat pemeriksaan osteoporosis yang terpercaya di Surabaya? Serta apa saja prosedurnya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Anda bisa langsung simak artikel ini sampai habis, Sobat Granostic!
Apa Itu Osteoporosis dan Mengapa Deteksi Dini Penting?
Menurut Cleveland Clinic, osteoporosis merupakan penyakit yang melemahkan tulang. Khususnya, penyakit ini membuat tulang menjadi lebih tipis dan kurang padat dari kondisi normalnya. Orang dengan osteoporosis juga sangat mungkin mengalami patah tulang (fraktur tulang).
Dalam kondisi normal, tulang manusia bersifat padat dan cukup kuat untuk menopang berat badan, serta dapat menahan sebagian besar jenis benturan.
Namun seiring dengan bertambahnya usia, tulang kita (secara alami) akan kehilangan Sebagian kepadatannya dan kemampuannya untuk tumbuh kembali dengan sendirinya. Pada seorang dengan penderita osteoporosis, tulang juga akan jadi lebih rapuh dan lemah dari yang seharusnya.
Kebanyakan penderita osteoporosis tidak tahu bahwa mereka menderita gangguan kesehatan tulang tersebut, sampai akhirnya menyebabkan mereka mengalami patah tulang.
Hal inilah yang kemudian menjadi sangat penting untuk mendeteksi dini osteoporosis. Dengan begitu, Anda dapat melakukan perawatan sedini mungkin, serta memperkecil kemungkinan mengalami patah tulang.
Mengapa Deteksi Dini Penting?
Berikut ini beberapa alasan mengapa deteksi dini osteoporosis begitu penting untuk dilakukan.
Mencegah patah tulang
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, osteoporosis dapat membuat tulang Anda menjadi lebih rapuh dan lemah dari normalnya. Sehingga sangat rentan patah, karena benturan atau gerakan tertentu yang berlebihan.
Namun, pengeroposan tulang pada osteoporosis ini dapat dihambat dengan perawatan yang tepat sedini mungkin. Hal ini mungkin dilakukan ketika osteoporosis dapat dideteksi sedini mungkin.
1. Meningkatkan Kualitas Hidup
Tulang yang sehat juga membuat kualitas hidup lebih baik, Anda dapat melakukan aktivitas harian dengan nyaman, dan meminimalisir berbagai jenis cedera yang bisa membatasi ruang gerak Anda.
Deteksi dini osteoporosis dapat membantu memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi para lansia. Pemeriksaan ini dapat membantu pasien mendapatkan penanganan sedini mungkin, sehingga mencegah patah tulang parah akibat osteoporosis.
2. Meminimalkan Biaya Pengobatan
Dengan menjaga kesehatan tulang sejak dini dan memberikan perawatan yang tepat pada osteoporosis, Anda juga bisa meminimalkan biaya pengobatan. Karena dapat mencegah cedera atau patah tulang yang parah, dimana dalam perawatan dan pengobatannya akan memerlukan biaya yang besar.
Siapa yang Perlu Melakukan Pemeriksaan Osteoporosis?
Osteoporosis dapat terjadi pada siapa saja, baik wanita maupun pria. Karena itu pula, menjaga kesehatan tulang dan otot sangatlah penting untuk kita lakukan sejak dini.
Namun, ada beberapa golongan yang sangat perlu melakukan pemeriksaan osteoporosis. Apa saja?
1. Wanita Berusia 50 Tahun Ke Atas, terutama Pasca-Menopause.
Menurut Mayo Clinic, perempuan berisiko tinggi terkena osteoporosis dibandingkan dengan laki-laki. Khususnya yang telah memasuki usia lanjut, berumur lebih dari 50 tahun, atau telah memasuki masa pascamenopause.
2. Pria Berusia 70 Tahun Ke Atas.
Meskipun lebih sering terjadi pada perempuan, bukan berarti lelaki terbebas sama sekali dari osteoporosis. Justru menurut artikel ilmiah yang dipublikasikan di American Family Physician, angka kematian dan morbiditas terkait osteoporosis lebih tinggi pada lelaki dibandingkan pada perempuan.
Hal ini terjadi karena konsekuensi pada osteoporosis pada lelaki cenderung diremehkan, sehingga sering tidak terdeteksi dan tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.
Menurut National Health of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Disease (NIAMS), osteoporosis utamanya menyerang lelaki berusia 65 tahun ke atas. Selain itu, jumlah patah tulang yang disebabkan oleh tulang rapuh pada lelaki juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Karenanya sangat penting bagi lelaki berusia lanjut untuk melakukan pemeriksaan osteoporosis, baik untuk deteksi dini dan mendapatkan perawatan yang tepat.
3. Orang Dengan Riwayat Keluarga Osteoporosis.
Seseorang dengan riwayat keluarga dengan osteoporosis juga memiliki risiko mengidap masalah Kesehatan tulang yang sama, khususnya jika ibu atau ayah Anda mengalami patah tulang pinggul akibat pengeroposan tulang.
Individu yang memiliki kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebih, atau kurang asupan kalsium dan vitamin D.
Kebiasaan hidup yang buruk juga dapat berpengaruh pada kesehatan tubuh dan tulang Anda. Seseorang yang memiliki kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol berlebihan, atau kekurangan asupan kalsium dan vitamin D juga rentan terkena osteoporosis di usia senja.
Menurut Mayo Clinic, seseorang yang kekurangan kalsium seumur hidupnya akan mengembangkan osteoporosis. Asupan kalsium yang rendah dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang, pengeroposan tulang dini, hingga meningkatnya risiko patah tulang.
4. Penderita penyakit tertentu seperti rheumatoid arthritis atau mereka yang mengonsumsi obat kortikosteroid dalam jangka panjang.
Orang yang mengidap kondisi Kesehatan tertentu juga berisiko lebih besar terkena osteoporosis. Beberapa masalah Kesehatan yang dimaksud dapat berupa:
- penyakit seliak
- radang usus
- penyakit ginjal atau hati
- kanker
- myeloma multiple
- artritis reumatoid.
Khususnya dalam artritis reumatoid, berbagai gejala peradangan, kerusakan tulang rawan, dan hilangnya mineralisasi tulang, akan menyebabkan perkembangan osteopenia serta osteoporosis.
Prosedur Pemeriksaan Osteoporosis
Nah, Sobat Granostic setelah menyimak siapa saja yang berisiko terkena osteoporosis, apakah Anda menjadi salah satunya?
Tenang, pemeriksaan osteoporosis ini memiliki prosedur yang aman dan non-invasif, sehingga aman untuk dilakukan pada orang lanjut usia.
Adapun prosedur pemeriksaan osteoporosis ini dapat melalui beberapa tahap berikut:
1. Wawancara Riwayat Kesehatan
Langkah pertama, dokter akan melakukan wawancara mengenai riwayat kesehatan pasien. Pada prosedur ini, dokter akan menanyakan berbagai hal mengenai kondisi kesehatan Anda, termasuk riwayat penyakit dalam, obat-obatan yang digunakan, keluhan yang dirasakan, hingga riwayat Kesehatan keluarga Anda.
2. Pemeriksaan Fisik
Setelah proses wawancara selesai, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital. Pemeriksaan ini dilakukan dengan teliti, dari ujung kepala hingga ujung rambut, serta mengukur tinggi dan berat badan Anda, suhu tubuh, hingga tekanan darah.
3. Pengukuran Kepadatan Tulang (Bone Density Test)
Untuk mendeteksi dini osteoporosis akan dilakukan pengukuran kepadatan tulang, atau bone density test. Ada tiga prosedur yang dilakukan untuk pengukuran kepadatan tulang ini, yakni:
- Dual-Energy X-ray Absorptiometry (DEXA)
Tes ini dilakukan untuk memeriksa tulang belakang dan pinggul Anda, yang dapat memberikan hasil lebih akurat. Central DXA, atau Dual Energy X-ray Absorptiometry, juga memiliki biaya yang lebih mahal.
Selama tes, Anda akan diarahkan untuk berbaring di atas platform berlapis bantalan, dengan pakaian yang lengkap. Sementara itu, lengan mesin akan melewati Anda, mengirimkan sinar-X dosis rendah ke seluruh tubuh Anda.
Berdasarkan seberapa banyak sinar-X berubah setelah melewati tulang Anda, mesin akan menghasilkan gambar kerangka Anda. Tes ini pun akan berlangsung sekitar 10 menit saja.
- Ultrasound Tulang
Dikenal juga dengan USG musculoskeletal, tes ini digunakan untuk menyimak kesehatan tulang, otot, tendon, ligamen, dan sendi Anda. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk menilai risiko patah tulang di masa mendatang.
- CT Scan Kuantitatif
Dikenal juga dengan tomografi terkomputasi kuantitatif (QCT) merupakan jenis tes yang dilakukan untuk mengukur kepadatan mineral tulang. Tes ini dilakukan menggunakan pemindaian tomografi terkomputasi (CT) dan menghasilkan gambar 3D. Area tulang belakang panggul dan lumbar merupakan area yang paling umum dievaluasi dengan CT Scan kuantitatif.
4. Tes Darah dan Urine
Setelah pemeriksaan kepadatan tulang, Anda juga akan diarahkan untuk melakukan tes darah dan urine. Tes ini digunakan untuk memvalidasi diagnosa osteoporosis, misalnya dengan menemukan penyebabnya, memilih pengobatan yang tepat, serta mengevaluasi respon terhadap pengobatan yang telah dilakukan.
Persiapan Sebelum Pemeriksaan Osteoporosis
Prosedur pemeriksaan osteoporosis di atas terbilang cukup sederhana, bukan? Dengan didampingi dari tim tenaga medis profesional, proses pemeriksaan akan berjalan lebih efisien dan lancar.
Selain itu, Anda juga bisa mempersiapkan beberapa hal ini sebelum melakukan pemeriksaan osteoporosis:
1. Hindari konsumsi suplemen kalsium atau makanan kaya kalsium setidaknya 24 jam sebelum pemeriksaan.
Pastikan untuk menghindari mengonsumsi suplemen kalsium, setidaknya selama 24 jam sebelum dilakukannya tes kepadatan tulang. Karena obat-obatan atau makanan yang Anda konsumsi, dapat mengganggu tes kepadatan tulang yang dilakukan.
Kenakan pakaian nyaman tanpa logam, seperti kancing atau resleting, saat melakukan tes DEXA.
Selanjutnya, Anda bisa mengenakan pakaian yang longgar dan nyaman saat akan melakukan tes. Namun, pastikan untuk menghindari
2. Pakaian dengan kancing, resleting, atau ikat pinggang.
Anda juga tidak disarankan untuk menggunakan perhiasan apapun, aksesoris dari logam selama pemeriksaan. Bahkan di beberapa rumah sakit atau tempat pemeriksaan lain, Anda mungkin diminta untuk berganti pakaian dengan baju pemeriksaan.
Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil atau memiliki riwayat alergi terhadap zat tertentu.
Selanjutnya, Anda juga perlu menginformasikan kepada dokter bila sedang dalam masa kehamilan atau memiliki riwayat alergi terhadap zat tertentu. Sehingga, dokter dapat meminimalisir adanya risiko alergi atau dampak negatif yang muncul karenanya.
Hasil Pemeriksaan Osteoporosis: Bagaimana Membacanya?
Pemeriksaan yang dilakukan dapat memberikan laporan kepadatan tulang yang normal, osteopenia, dan osteoporosis. Untuk paduan pembacaannya, Anda bisa simak penjelasan berikut:
Normal
Hasil normal didapatkan bila skor T tes kepadatan tulang berada pada angka +1 hingga -1. Skor T sendiri merupakan angka yang menunjukkan skor kepadatan tulang, apakah berada di bawah atau di atas rata-rata.
Osteopenia
Osteopenia merupakan definisi medis untuk kondisi kehilangan kepadatan ulang. Osteopenia dapat berkembang menjadi osteoporosis jika penurunan kepadatan tulang ini kian memburuk.
Nah, hasil osteopenia ini dapat disimak dari skor T pemeriksaan kepadatan tulang yang Anda lakukan. Hasil skor T antara -1 dan -2.5, maka menjadi tanda ospenia. Angka ini mengindikasikan bahwa kepadatan tulang ada di bawah normal, dan dapat menyebabkan osteoporosis.
Osteoporosis
Jika skor T berada di antara angka -2.5 dan ke bawah, maka kepadatan tulang Anda mengindikasikan adanya osteoporosis.
Mengapa Memilih Klinik Granostic untuk Pemeriksaan Osteoporosis?
Sobat, setelah membaca berbagai rangkaian pemeriksaan osteoporosis di atas, apakah Anda siap untuk menjalaninya?
Pemeriksaan osteoporosis ini dapat Anda lakukan di berbagai layanan kesehatan terpercaya. Khusus untuk warga Surabaya dan sekitarnya, Anda bisa memercayakan pemeriksaan osteoporosis ini bersama layanan kesehatan klinik Granostic.
Lantas mengapa harus memilih klinik Granostic untuk melakukan pemeriksaan osteoporosis? Berikut alasannya, Sobat!
1. Fasilitas Modern dan Lengkap
Klinik Granostic memberikan layanan pemeriksaan kesehatan lengkap, dengan berbagai fasilitas yang modern dan canggih. Sehingga Anda dapat melakukan pemeriksaan osteoporosis dengan komprehensif, efisien, serta mendapatkan hasil yang akurat.
2. Tim Medis Profesional
Selain itu, prosedur pemeriksaan osteoporosis juga akan dilakukan di bawah pengawasan dokter profesional, serta didampingi oleh tenaga medis ahli yang berpengalaman di bidangnya.
Sehingga Anda dapat menjalani tiap prosedur pemeriksaan dengan merasa nyaman dan aman. Anda bahkan dapat mengonsultasikan keluhan, rasa khawatir, atau pertanyaan-pertanyaan lain terkait prosedur pemeriksaan osteoporosis bersama tim dokter dan tenaga medis kami.
Dokter akan memberikan edukasi, saran pemeriksaan dan perawatan yang tepat serta paling sesuai dengan kebutuhan Anda.
3. Proses Cepat dan Efisien
Keuntungan lain menggunakan layanan pemeriksaan osteoporosis di klinik Granostic adalah prosesnya yang cepat dan efisien. Dari tahapan registrasi, konsultasi dokter, pemeriksaan kesehatan dan kepadatan tulang, hingga pembacaan hasil tes akan dilakukan secara terpadu.
Bahkan, hasil pemeriksaan dapat Anda akses secara online lewat akun pribadi yang dapat Anda buat di laman Granostic.com. Menarik, bukan?
4. Lokasi Strategis
Klinik Granostic juga memiliki lokasi yang strategis, yakni di Jalan Dharmahusada No.146, Mojo, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya. Akses transportasi umum yang mudah, lokasi yang terjangkau, serta berada di area pusat kota membuat klinik Granostic sangat aksesibel.
5. Layanan Lengkap
Klinik Granostic hadir dengan memberikan berbagai layanan pemeriksaan osteoporosis lengkap. Mulai dari pemeriksaan kondisi fisik pasien, cek kepadatan tulang melalui prosedur yang canggih, hingga tes darah dan urine.
Layanan pemeriksaan kesehatan klinik Granostic menjadi begitu unggul karena sifatnya yang terpadu. Anda dapat terhubung dengan dokter umum maupun spesialis, serta melakukan berbagai pemeriksaan yang dibutuhkan, untuk memperkuat diagnosa masalah kesehatan yang dialami.
Nah, apakah Anda tertarik untuk menggunakan layanan pemeriksaan kesehatan tulang dan cek osteoporosis di klinik Granostic? Langsung hubungi call center kami untuk tahu informasi lengkapnya, ya!
Ditinjau Oleh:
Dr. Aji Wibowo
Sumber Referensi:
- Osteoporosis. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Diakses 2025
- Osteoporosis. NHS. Diakses 2025
- Meri Ramadhani. 2019. Faktor-faktor Risiko Osteoporosis dan Upaya Pencegahannya. Jurnal Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Padang. Diakses 2025
- Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi Osteoporosis di Indonesia. Diakses 2025
- Cleveland Clinic. 2020. Disease & Conditions. Osteoporosis. Diakses 2025
- Ratini, M. WebMD. 2021. Understanding Osteoporosis - Symptoms.Gregson, C., et al. 2022. UK Clinical Guideline for the Prevention and Treatment of Osteoporosis. Archives of Osteoporosis, 17(1), pp. 58. Diakses 2025
- National Institutes of Health. 2018. Osteoporosis and Related Bone Diseases. Exercise for Your Bone Health. Diakses 2025
- Johns Hopkins Medicine. 2022. Conditions and Diseases. Osteoporosis : What You Need to Know as You Age. Diakses 2025
- Stang, D. Healthline. 2019. What Do You Want to Know About Osteoporosis?. Diakses 2025
- Mäkitie, O., & Zillikens, M. 2022. Early-Onset Osteoporosis. Calcified Tissue International, 110(5), pp. 546-61. Diakses 2025
- National Health Service UK. 2019. Health A to Z. Osteoporosis. Diakses 2025
- National Institutes of Health. 2019. Osteoporosis and Related Bone Diseases. Osteoporosis Overview. Diakses 2025
- U.S. Department of Health & Human Services. 2021. Office on Women’s Health. Osteoporosis. Diakses 2025