Apakah Puasa Mempengaruhi Siklus Haid?
Selama Ramadhan aktivitas Anda pasti mengalami banyak perubahan, mulai dari pola tidur, makan, hingga beristirahat. Tentunya hal ini juga akan memiliki efek tersendiri pada kondisi tubuh Anda. Pertanyaannya: apakah puasa juga dapat mempengaruhi siklus haid?
Haid atau menstruasi merupakan proses peluruhan dinding rahim akibat perubahan hormon pada wanita, yang terjadi di usia subur.
Umumnya, siklus menstruasi ini terjadi pada kisaran antara 21 hingga 35 hari. Dalam satu periode, menstruasi dapat terjadi selama 3 sampai 7 hari, namun bisa cukup beragam pada tiap individu.
Nah, saat berpuasa ada kemungkinan Anda mengalami haid tak lancar atau siklusnya berubah. Sebenarnya puasa tidak berpengaruh secara langsung pada siklus haid, namun ada beberapa hal yang
Apa yang menjadi penyebabnya? Mari simak ulasannya berikut ini!
1. Asupan Nutrisi
Puasa tentu saja akan mempengaruhi pola makan Anda. Terlebih bila Anda tidak memperhatikan betul gizi yang ada dalam menu makan buka atau sahur.
Hal ini bisa menyebabkan tubuh kekurangan asupan nutrisi, yang akhirnya dapat mempengaruhi siklus menstruasi atau haid Anda.
Selain itu, kebiasaan makan yang tidak teratur juga dapat jadi penyebab haid tidak teratur. Mengonsumsi makanan cepat saji, makanan olahan, dan alkohol juga dapat memicu ketidak seimbangan hormon dalam tubuh Anda. Hal inilah yang juga nantinya akan membuat siklus haid berubah selama puasa.
Pada kondisi yang serius, bila seorang perempuan kekurangan gizi yang ekstrem, menstruasi tak hanya jadi tidak teratur, namun dapat berhenti sama sekali.
Karenanya untuk mencegah terjadi kekurangan nutrisi ini, Anda harus memperhatikan pola makan selama puasa, serta memilih menu yang tepat. Anda bisa memilih makanan yang tinggi serat, kaya vitamin dan mineral, dan protein tinggi.
2. Dehidrasi
Saat puasa tubuh cenderung mudah mengalami dehidrasi. Apalagi jika di malam harinya, Anda tidak memenuhi kebutuhan cairan dengan minum air putih yang cukup.
Nah, Sobat Granostic, dehidrasi ini bisa berdampak pada menstruasi Anda. Misalnya dengan memperparah nyeri haid, karena otot-otot rahim akan berkontraksi lebih keras saat tubuh Anda mengalami kekurangan cairan.
Demi menangani kondisi ini terjadi pada Anda, sebaiknya cukupi kebutuhan cairan selama waktu berbuka hingga sahur dengan minum 8 gelas air, atau setara kurang lebih 2 liter air. Terapkan pola minum air 2-4-2, yakni 2 gelas air saat berbuka, 4 gelas di malam harinya, dan 2 gelas lagi ketika Anda sahur.
Selain itu Anda juga dapat memenuhi kebutuhan cairan dengan mengonsumsi makanan berkadar air tinggi seperti sup sayur, buah semangka, buah apel, dan banyak lainnya.
3. Aktivitas Fisik
Sobat Granostic, selain stress emosional, stres fisik juga bisa jadi penyebab siklus menstruasi Anda berubah saat puasa.
Stres fisik ini dapat terjadi ketika tubuh Anda kekurangan istirahat dan aktivitas harian Anda terlalu berat.
Hal ini terjadi karena aktivitas yang terlalu berat bisa mengganggu keseimbangan metabolisme, membuat energi Anda terkuras, hingga menyebabkan berat badan turun drastis.
Hal-hal tersebut bisa memicu gangguan hipotalamus, yakni siklus menstruasi yang tidak teratur pada perempuan.
Terlebih saat puasa, Anda beraktivitas menggunakan cadangan energi yang diperoleh dari makanan sahur dan buka sepanjang malam. Sehingga kemungkinan terjadinya stres fisik ini pun lebih tinggi dibanding dengan saat Anda tidak berpuasa.
Karena itu, penting bagi Anda untuk tetap bisa memastikan tubuh mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Selain itu, kurangi juga aktivitas yang terlalu berat saat Anda berpuasa. Misalnya dengan mengurangi olahraga yang terlalu intens, serta menggantinya dengan olahraga ringan.
4. Stress Emosional
Puasa memang memiliki manfaat untuk mengurangi stres. Namun bukan berarti stres tidak akan datang selama Anda berpuasa.
Terlebih bila Anda memiliki aktivitas harian yang padat, serta tuntutan kerja yang tinggi. Wajar jika stres masih saja muncul saat berpuasa.
Nah, stres juga bisa jadi penyebab mengapa siklus haid Anda berubah saat puasa. Karena stres memiliki peranan besar dalam mengganggu keseimbangan hormonal yang penting untuk siklus haid.
Saat tubuh Anda dalam keadaan stres, hormon kortisol akan dilepaskan oleh tubuh. Hormon ini kemudian akan berinteraksi dengan hipotalamus atau ovarium, yang menyebabkan pelepasan hormon-hormon pengatur siklus menstruasi mengalami gangguan.
Ketika hormon estrogen dan progesteron menurun, terjadinya haid juga dapat tertunda. Bahkan ketika stres yang Anda alami kian parah, Anda pun berisiko mengalami amenore sekunder.
Amero sekunder ini merupakan kondisi di mana seorang wanita yang awalnya memiliki siklus menstruasi normal, kemudian tidak mengalami menstruasi selama tiga bulan beruntun.
Nah, untuk mencegah stres kala puasa, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut ini:
- Menerapkan pola istirahat yang teratur dan cukup.
- Sahur dan buka puasa tepat waktu, serta memilih makanan dengan gizi dan nutrisi lengkap.
- Menghindari meminum kafein.
- Berolahraga ringan secara rutin.
- Melakukan latihan pernapasan.
5. Perubahan Hormon
Puasa juga bisa berpengaruh pada hormon Anda. Kenapa begitu?
Sepanjang siklus menstruasi Anda, kadar estrogen dan progesteron akan berubah. Naik turunnya hormon ini diatur oleh hormon pelepas gonadotropin (GnRH).
Melansir dari artikel kesehatan Cleveland Clinic, GnRH bisa sangat sensitif terhadap faktor lingkungan. Karenanya hal-hal seperti puasa dapat menghambat kerja GnRH dan melepaskan bahan kimia yang dibutuhkan untuk merangsang estrogen dan progesteron.
Selain itu, peningkatan hormon tertentu bisa memicu ovulasi. Selama berpuasa, Anda tidak boleh makan dan minum. Kondisi ini tentu tidak ideal untuk mendukung kehamilan yang tepat. Jadi kemungkinan tubuh Anda mencegah terjadinya ovulasi demi mencegah terjadinya kehamilan.
Hal ini bisa secara efektif menurunkan estrogen dan progesteron dalam tubuh. Sehingga menyebabkan serangkaian gejala, termasuk:
- Perubahan siklus menstruasi, atau telat haid.
- Emosi yang lebih sensitif.
- Sakit kepala.
- Kulit kering, dan banyak lainnya.
Nah, Sobat Granostic itu adalah penjelasan mengenai bagaimana puasa bisa mempengaruhi siklus menstruasi Anda, meski tak langsung.
Stres, istirahat yang tak cukup, kurangnya asupan nutrisi, dan perubahan hormon selama puasa bisa jadi penyebab berubahnya siklus haid Anda.
Meski begitu, saat Anda mengalami perubahan siklus menstruasi, ada baiknya untuk tidak melakukan diagnosa pribadi atau bahkan mengabaikannya.
Pastikan untuk selalu menghitung terlebih dahulu dengan seksama siklus menstruasi normal Anda di luar bulan puasa. Sebab, bisa jadi gangguan siklus haid ini tidak karena puasa, melainkan disebabkan oleh faktor lain.
Jika keterlambatan haid yang Anda alami melebihi 2 minggu. segera buat daftar kunjungan ke klinik Granostic untuk melakukan pemeriksaan.
Anda juga dapat melakukan konsultasi lewat layanan Home Service dari klinik Granostic. Melalui layanan tersebut, Anda bisa terhubung dengan dokter kami secara online dan berkonsultasi jarak jauh.
Dengan pemeriksaan ini, Anda dapat mengenali penyebab terganggunya siklus menstruasi tersebut. Salam sehat!