MENGENAL KANKER PAYUDARA
Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Penyakit ini juga dapat diderita laki-laki namun dengan frekuensi yang lebih rendah sekitar 1% dari total penderita. Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, di mana upaya pengobatan sudah sangat sulit dilakukan. Angka kejadian kanker payudara di Indonesia diperkirakan 12/100.000 wanita.
Berdasarkan sifat serangannya, kanker payudara terbagi menjadi dua:
- Kanker payudara invasif: Sel kanker merusak saluran serta dinding kelenjar sel payudara.
- Kanker payudara non-invasif: Kanker ini cenderung terbatas pada saluran payudara.
Berdasarkan tingkat prevalensinya dibagi menjadi dua:
1) Jenis kanker payudara yang paling umum terjadi, di antaranya :
- Lobular carsinoma in situ (LCIS): Kanker ini memperlihatkan pertumbuhan jumlah sel yang jelas, berada dalam kelenjar payudara. Penderita kanker jenis ini, dimonitor dengan ketat setiap empat bulan sekali oleh dokter dengan uji klinis pada payudara
- Ductal Carcinoma in situ (DCIS): Tipe kanker payudara non invasif yang paling umum terjadi. Dengan deteksi dini, rerata tingkat bertahan hidup penderita hampir mencapai 100%, dengan catatan, kanker tidak menyebar dari saluran payudara ke jaringan lemak payudara dan bagian tubuh yang lain.
- Infiltrating lobular carcinoma (ILC): Kanker ini mulai terjadi dalam kelenjar payudara atau lobules payudara, tetapi sering menyebar ke bagian tubuh lain.
- Infiltrating ductal carcinoma (IDC): Kanker ini terjadi dalam saluran payudara dan menjebol dinding saluran, menyerang jaringan lemak payudara hingga kemungkinan terjadi pada bagian tubuh lain
2) Jenis kanker yang jarang terjadi, di antaranya :
- Mucinous carcinoma: Disebut juga colloid carcinoma merupakan jenis yang jarang terjadi, terbentuk dari sel kanker yang memproduksi mucus/lendir.
- Medullary carcinoma: Merupakan jenis kanker invasif yang membentuk satu batas yang tidak lazim antara jaringan tumor dan normal. Jenis kanker ini hanya sekitar 5% dari seluruh kejadian kanker payudara.
- Tubular carcinoma: Kanker payudara jenis ini ditemukan hanya sekitar 2% dari keseluruhan kejadian. Tubular carcinoma merupakan satu tipe khusus dari kanker payudara invasif, dan biasanya memiliki angka kesembuhan yang cukup baik dibanding jenis kanker payudara lain.
- Inflamatory breast cancer: Hanya ditemukan sekitar 1% dari keseluruhan kejadian kanker payudara, akan tetapi perkembangan dari kanker ini sangat cepat. Kanker jenis ini memiliki kondisi di mana payudara terlihat meradang (merah dan hangat) dengan adanya cekungan dan atau pinggiran yang tebal yang disebabkan adanya penyumbatan pembuluh limfe kulit pembungkus payudara oleh sel kanker.
Sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Yang diketahui adalah faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker payudara, yaitu:
- Merokok dan terpapar asap rokok (perokok pasif)
- Pola dan jenis makanan yang buruk (tinggi lemak dan rendah serat, mengandung zat pengawet/ pewarna)
- Haid pertama pada umur kurang dari 12 tahun
- Menopause (berhenti haid) setelah umur 50 tahun
- Melahirkan anak pertama setelah umur 35 tahun
- Tidak pernah menyusui anak
- Pernah mengalami operasi pada payudara yang disebabkan oleh kelainan tumor jinak atau tumor ganas.
- Di antara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara
Adapun gejala klinis meliputi:
1) Keluhan utama
- Benjolan di payudara
- Kecepatan tumbuh relatif cepat
- Benjolan dengan/tanpa rasa sakit
- Nipple discharge, retraksi puting payudara, dan bisa terdapat krusta pada area payudara
- Kelainan kulit, dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi (pelebaran pembuluh darah kapiler)
- Benjolan pada ketiak dan edema lengan
2) Keluhan tambahan
- Nyeri tulang (tulang belakang, tulang panjang)
- Sesak dan lain sebagainya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.) Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan adalah pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan metastasis beserta juga tumor marker. Apabila hasil dari tumor marker tinggi, maka perlu diulang untuk follow up.
2.) Pemeriksaan Radiologi/Imaging:
- Mammografi Payudara
Mammografi adalah pencitraan menggunakan sinar X pada jaringan payudara yang dikompresi.
Mammogram adalah gambar hasil mammografi. Untuk memperoleh interpretasi hasil pencitraan yang baik, dibutuhkan dua posisi mammogram dengan proyeksi berbeda yaitu 45 dan 14 derajat (kraniokaudal dan mediolateralobligue). Mammografi juga dapat bertujuan skrining kanker payudara, diagnosis kanker payudara, dan follow up/kontrol dalam pengobatan. Mammografi rutin dikerjakan pada wanita dengan usia >40 tahun untuk perempuan Indonesia. Pemeriksaan Mammografi sebaiknya dikerjakan pada hari ke 7-10 dihitung dari hari pertama masa menstruasi, pada masa ini akan mengurangi rasa tidak nyaman pada wanita saat di kompresi dan akan memberi hasil yang optimal.
- USG Payudara
Gambaran USG pada benjolan harus dicurigai ganas apabila ditemukan tanda-tanda seperti permukaan tidak rata, taller than wider, tepi hiperekoik, vaskularisasi meningkat, tidak beraturan.
Penggunaan USG untuk tambahan mammografi meningkatkan akurasinya sampai 7,4%. Namun USG tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai modalitas skrining oleh karena didasarkan penelitian ternyata USG gagal menunjukkan efikasinya.
- MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI lebih baik daripada mammografi, namun secara umum tidak digunakan sebagai pemeriksaan skrining dikarenakan biaya yang mahal dan memerlukan waktu pemeriksaan yang lama. Akan tetapi MRI dapat dipertimbangkan pada wanita muda dengan payudara yang padat atau pada payudara dengan implant, dipertimbangkan pasien dengan risiko tinggi untuk menderita kanker payudara.
3.) Biopsi kelenjar sentinel (Sentinel lymph node biopsy) adalah mengangkat kelenjar getah bening aksila sentinel sewaktu operasi. Kelenjar getah bening sentinel adalah kelenjar getah bening yang pertama kali menerima aliran limfatik dari tumor, menandakan mulainya terjadi penyebaran dari tumor primer. Biopsi kelenjar getah bening sentinel dilakukan menggunakan blue dye, radiocolloid, maupun kombinasi keduanya.
4.) Pemeriksaan Patologi Anatomi pada kanker payudara meliputi pemeriksaan sitologi yaitu penilaian kelainan morfologi sel payudara, pemeriksaan histopatolgi merupakan penilaian morfologi biopsi jaringan tumor dilakukan dengan proses potong beku dan blok paraffin, dan pemeriksaan molekuler berupa immunohistokimia, in situ hibridisasi dan gene array.
5.) Pemeriksaan Imunohistokimia (IHK) adalah metode pemeriksaan menggunakan antibodi sebagai probe untuk mendeteksi antigen dalam potongan jaringan (tissue sections) ataupun bentuk preparasi sel lainnya. IHK merupakan standar dalam menentukan subtipe kanker payudara.
Pemeriksaan IHK pada karsinoma payudara berperan dalam membantu menentukan prediksi respons terapi sistemik dan prognosis. Pemeriksaan imunohistokimia yang standar dikerjakan untuk kanker payudara adalah:
- Reseptor hormonal yaitu reseptor estrogen (ER) dan reseptor progesteron (PR)
- HER2
- Ki-67
Pemeriksaan ER dan PR dilakukan pada material dari blok parafin (spesimen core biopsy dan eksisi), dan dapat juga dari hapusan sitologi atau cell block.
PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA:
1.) Pencegahan (primer)
Pencegahan primer berupa mengurangi, meniadakan, atau menghindari faktor risiko yang diduga sangat erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara.
2.) Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah melakukan skrining kanker payudara.
Skrining kanker payudara adalah pemeriksaan atau usaha untuk menemukan abnormalitas yang mengarah pada kanker payudara pada seseorang atau kelompok orang yang tidak mempunyai keluhan. Tujuan dari skrining adalah menurunkan angka morbiditas akibat kanker payudara dan angka kematian. Pencegahan sekunder merupakan primadona dalam penanganan kanker secara keseluruhan.
Selain skrining dari pemeriksaan penunjang yang telah disebutkan diatas, kita juga dapat melakukan skrining secara mandiri yang disebut dengan SADARI (Periksa Payudara Sendiri).
Prosedur cara melakukan pemeriksaan SADARI adalah:
- Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa.
- Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala, dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.
- Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda.
- Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.
- Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
- Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
PENULIS: Defanny Viendah Ramadhani
EDITOR: dr. May Fanny Tanzilia, Sp.PK(K) dan dr. Aji Wibowo
KOPIEDTOR BAHASA INDONESIA: Chusnul Chotimah
Daftar Pustaka & Referensi:
- P2PTM Kemenkes RI
- Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Tata Laksana Kanker Payudara