Jl. Dharmahusada No.146, Mojo, Kec. Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60285

MENGENAL KANKER PAYUDARA

MENGENAL KANKER PAYUDARA

Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Penyakit ini juga dapat diderita laki-laki namun dengan frekuensi yang lebih rendah sekitar 1% dari total penderita. Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, di mana upaya pengobatan sudah sangat sulit dilakukan. Angka kejadian kanker payudara di Indonesia diperkirakan 12/100.000 wanita.

Berdasarkan sifat serangannya, kanker payudara terbagi menjadi dua:

  1. Kanker payudara invasif: Sel kanker merusak saluran serta dinding kelenjar sel payudara.
  2. Kanker payudara non-invasif: Kanker ini cenderung terbatas pada saluran payudara.

Berdasarkan tingkat prevalensinya dibagi menjadi dua: 

1) Jenis kanker payudara yang paling umum terjadi, di antaranya : 

2) Jenis kanker yang jarang terjadi, di antaranya : 

Sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Yang diketahui adalah faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker payudara, yaitu:

  1. Merokok dan terpapar asap rokok (perokok pasif)
  2. Pola dan jenis makanan yang buruk (tinggi lemak dan rendah serat, mengandung zat pengawet/ pewarna)
  3. Haid pertama pada umur kurang dari 12 tahun
  4. Menopause (berhenti haid) setelah umur 50 tahun
  5. Melahirkan anak pertama setelah umur 35 tahun
  6. Tidak pernah menyusui anak
  7. Pernah mengalami operasi pada payudara yang disebabkan oleh kelainan tumor jinak atau tumor ganas.
  8. Di antara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara

Adapun gejala klinis meliputi:

1) Keluhan utama

2) Keluhan tambahan 

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.) Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan adalah pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan metastasis beserta juga tumor marker. Apabila hasil dari tumor marker tinggi, maka perlu diulang untuk follow up.

2.) Pemeriksaan Radiologi/Imaging:

3.) Biopsi kelenjar sentinel (Sentinel lymph node biopsy) adalah mengangkat kelenjar getah bening aksila sentinel sewaktu operasi. Kelenjar getah bening sentinel adalah kelenjar getah bening yang pertama kali menerima aliran limfatik dari tumor, menandakan mulainya terjadi penyebaran dari tumor primer. Biopsi kelenjar getah bening sentinel dilakukan menggunakan blue dye, radiocolloid, maupun kombinasi keduanya.

4.) Pemeriksaan Patologi Anatomi pada kanker payudara meliputi pemeriksaan sitologi yaitu penilaian kelainan morfologi sel payudara, pemeriksaan histopatolgi merupakan penilaian morfologi biopsi jaringan tumor dilakukan dengan proses potong beku dan blok paraffin, dan pemeriksaan molekuler berupa immunohistokimia, in situ hibridisasi dan gene array.

5.) Pemeriksaan Imunohistokimia (IHK) adalah metode pemeriksaan menggunakan antibodi sebagai probe untuk mendeteksi antigen dalam potongan jaringan (tissue sections) ataupun bentuk preparasi sel lainnya. IHK merupakan standar dalam menentukan subtipe kanker payudara.

Pemeriksaan IHK pada karsinoma payudara berperan dalam membantu menentukan prediksi respons terapi sistemik dan prognosis. Pemeriksaan imunohistokimia yang standar dikerjakan untuk kanker payudara adalah:

Pemeriksaan ER dan PR dilakukan pada material dari blok parafin (spesimen core biopsy dan eksisi), dan dapat juga dari hapusan sitologi atau cell block.

PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA:

1.) Pencegahan (primer)

Pencegahan primer berupa mengurangi, meniadakan, atau menghindari faktor risiko yang diduga sangat erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara.

2.) Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder adalah melakukan skrining kanker payudara.
Skrining kanker payudara adalah pemeriksaan atau usaha untuk menemukan abnormalitas yang mengarah pada kanker payudara pada seseorang atau kelompok orang yang tidak mempunyai keluhan. Tujuan dari skrining adalah menurunkan angka morbiditas akibat kanker payudara dan angka kematian. Pencegahan sekunder merupakan primadona dalam penanganan kanker secara keseluruhan.
Selain skrining dari pemeriksaan penunjang yang telah disebutkan diatas, kita juga dapat melakukan skrining secara mandiri yang disebut dengan SADARI (Periksa Payudara Sendiri).

Prosedur cara melakukan pemeriksaan SADARI adalah:

PENULIS: Defanny Viendah Ramadhani
EDITOR: dr. May Fanny Tanzilia, Sp.PK(K) dan dr. Aji Wibowo
KOPIEDTOR BAHASA INDONESIA: Chusnul Chotimah

Daftar Pustaka & Referensi:

Home Service
Talk Talk to us
Loading
Toast Message