Penyebab Nyeri Bahu yang Perlu Diketahui!
Setiap hari, setiap saat dan setiap waktu, orang-orang bekerja dari pagi sampai malam. Dari berbagai jenis pekerjaan tentu melibatkan tangan dan kaki untuk bergerak. Berbicara mengenai pergelangan tangan, tidak lepas dari peran bahu yang menopang lengan dan anggota tubuh lainnya. Sebagaimana demikian, bahu terdiri dari sendi kompleks yang terdiri dari tiga tulang dan terhubung dengan banyak otot dan urat hingga ke daerah pundak dan tengkuk. Kekompleksan struktur ini memungkinkan kita untuk melakukan berbagai aktivitas dengan menggunakan lengan.
Namun, tingkat kompleksitas tersebut juga meningkatkan risiko cedera. Selain dari cedera dan trauma, nyeri bahu juga dapat disebabkan oleh pekerjaan yang terlalu berat, dan dilakukan dalam jangka waktu yang lama, atau dalam posisi tubuh yang tidak tepat. Stres yang diterima oleh sendi bahu ini dapat menumpuk seiring waktu, menyebabkan timbulnya nyeri bahu kronis.
Dalam pembahasan yang akan kita kupas tuntas ini, berikut beberapa penyebab dari nyeri bahu yang dapat mengganggu segala mobilitas Anda. Baca dengan seksama agar Anda dapat menganalisa rasa nyeri yang dirasakan dan mengambil solusi yang harus dilakukan untuk mengatasinya.
1. Cedera Bahu
Cedera bahu dapat dirasakan sebagai sensasi nyeri pada area tersebut yang disebabkan oleh masalah pada otot-otot ligamen yang terletak di sekitar sendi putar bahu. Hampir semua aktivitas yang melibatkan gerakan tangan dapat menimbulkan cedera pada bahu dan dapat mengganggu secara signifikan. Cedera ini dapat menimpa siapa pun, baik itu tua muda, dan amatir maupun berpengalaman.
Biasanya, cedera pada bahu dapat diidentifikasi melalui gejala yang terlihat dan tidak terlihat. Gejala yang terlihat mencakup perubahan bentuk bahu yang sedikit lebih kotak dari biasanya, kemunculan benjolan mendadak di dekat bahu, dan posisi lengan yang tidak sesuai dengan posisi normal. Selain itu, memar dan pembengkakan di sekitar bahu setelah melakukan aktivitas berat juga dapat menjadi tanda cedera.
Sementara gejala yang tidak terlihat mencakup nyeri pada bahu, sulitnya seseorang untuk menggerakkan tangannya, serta sensasi tegang dan mati rasa dari leher hingga jari pada tangan. Oleh karena itu, apabila seseorang mengalami gejala-gejala tersebut, kemungkinan besar itu adalah tanda dari cedera bahu.
2. Bursitis
Dilansir dari Healthline, bursitis adalah peradangan yang terjadi pada cairan pelumas dan bantalan di sekitar sendi, yang dikenal sebagai bursa. Bursa merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara tulang dan tendon ketika tubuh bergerak. Kondisi peradangan pada bursitis dapat menyebabkan pembengkakan pada sendi, sensasi nyeri ketika disentuh, serta kesulitan dalam pergerakan atau penekukan sendi.
Bursitis umumnya muncul pada area tubuh yang sering mengalami gerakan berulang, seperti bahu, siku, pinggul, lutut, tumit, dan pangkal jempol kaki. Meskipun bursitis dapat dialami oleh individu dari berbagai usia dan jenis kelamin, risiko terjadinya bursitis cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada mereka yang melakukan aktivitas dengan gerakan tangan, seperti para pelukis.
3. Tendinitis
Tendinitis merujuk pada peradangan yang terjadi pada tendon, yang merupakan struktur yang menghubungkan otot dan tulang. Meskipun cenderung menyerang tendon pada area seperti bahu, siku, lutut, pergelangan kaki, atau tumit, kondisi ini dapat terjadi pada tendon di berbagai bagian tubuh lainnya. Dikutip dari Kementerian Kesehatan, tendinitis biasanya disebabkan oleh aktivitas yang memerlukan gerakan tangan berulang-ulang kali, seperti berkebun atau menggunakan cangkul saat membajak sawah. Gejala tendinitis diantaranya adalah munculnya rasa sakit pada tendon saat otot digerakkan, yang dapat menghambat kelincahan bagian anggota tubuh. Kondisi ini dapat bersifat akut atau kronis, tergantung pada durasi peradangan yang terjadi.
4. Frozen Shoulder
Dilansir dari Mayo Clinic, frozen shoulder merupakan suatu keadaan di mana bahu penderita akan mengalami nyeri disertai dengan kekakuan, sehingga individu yang mengalaminya menghadapi kesulitan dalam melakukan gerakan pada bahu atau lengan atas. Bahkan, seiring berjalannya waktu, kondisi ini dapat menyebabkan bahu menjadi tidak mampu digunakan sama sekali.
Sekadar informasi tambahan, dalam setiap sendi bahu memiliki kapsul yang berfungsi sebagai lapisan pelindung untuk tulang, tendon, dan ligamen. Jika bahu mengalami cedera atau tidak bergerak secara semestinya dalam jangka waktu yang lama, kapsul tersebut akan mengalami penebalan yang bertahap dan akhirnya menyebabkan keterbatasan pergerakan sendi atau bahkan kehilangan kemampuan gerak sepenuhnya. Istilah Indonesianya untuk kondisi ini adalah bahu kaku.
5. Osteoarthritis
Osteoarthritis, merupakan gejala yang timbul karena adanya retakan dan rasa nyeri pada tulang rawan yang melapisi ujung tulang di sendi seiring berjalannya waktu. Ketika tulang rawan ini mengalami kerusakan, kemampuannya untuk memberikan pelumas dan perlindungan pada ujung tulang menurun. Akibatnya, gesekan berlebihan antar tulang di dalam sendi dapat terjadi, yang menyebabkan rasa ngilu pada pergelangan tangan.
Selain itu, gejala ini dapat menyebabkan nyeri yang menyebar dari satu sendi ke sendi lainnya sepanjang jalur yang terlibat. Sebagai contoh, jika seseorang mengalami gejala ini di salah satu atau kedua pergelangan tangan mereka, gerakan yang mempengaruhi pergelangan tangan juga dapat memengaruhi siku dan bahkan bahu, menyebabkan rasa nyeri yang melibatkan sebagian besar lengan atas.
6. Radang Sendi
Radang sendi dapat terjadi pada semua kelompok usia, termasuk remaja dan anak-anak, meskipun kejadian yang paling umum terjadi pada individu yang berusia di atas 40–50 tahun. Penyebab peradangan sendi sangat bervariasi, sehingga pendekatan pengobatannya akan disesuaikan dengan faktor pemicunya. Gejala umum peradangan sendi meliputi rasa nyeri dan kaku pada sendi, pembengkakan, keterbatasan gerakan sendi, perubahan warna menjadi kemerahan pada permukaan kulit yang terkait, sensasi hangat, serta penurunan ukuran otot di sekitar sendi (atrofi otot) dan kelemahan otot di area yang terasa nyeri.
7. Dislokasi Bahu
Dislokasi bahu terjadi ketika tulang lengan atas mengalami pergeseran atau keluar dari rongga sendi bahu. Kondisi ini kerap terjadi karena dangkalnya rongga sendi bahu, dan cenderung dialami oleh individu dengan tingkat kelenturan sendi yang tinggi, lansia, atau mereka yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan olahraga.
Beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan dislokasi bahu melibatkan cedera olahraga, terutama pada atlet yang melakukan gerakan melibatkan sejumlah besar tubuh, seperti dalam sepak bola, bola voli, senam, atau olahraga dengan risiko jatuh tinggi seperti ski. Selain itu, kejadian terjatuh, seperti dari tangga atau karena tersandung dengan refleks menahan tubuh menggunakan tangan, juga dapat menjadi penyebab dislokasi bahu. Trauma lainnya, seperti kecelakaan saat mengendarai motor yang mengakibatkan benturan keras pada bahu, juga dapat memicu kondisi ini.
8. Masalah Saraf
Masalah saraf yang menyebabkan nyeri pada bahu bisa berasal dari berbagai kondisi medis yang melibatkan sistem saraf. Salah satu penyebab umum adalah tekanan pada saraf brakialis atau saraf leher, yang dapat disebabkan oleh postur tubuh yang buruk, cedera otot atau ligamen di sekitar bahu, atau bahkan masalah tulang belakang seperti hernia nucleus pulposus. Tekanan pada saraf dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, atau kelemahan di area bahu dan lengan. Selain itu, kondisi seperti radikulopati servikal atau sindrom terowongan karpal juga dapat memberikan efek nyeri pada bahu.